Sudah tradisi lebaran untuk saling berkunjung, bukan sekedar salaman terus pulang, tapi duduk diam sebentar, basa-basi.
.
Sebenarnya, perut sudah kenyang diganjal Soto Banjar dari jejeran tetangga.
Kepuhunan Vs Sempulun
Lebaran, semua tetangga, open house, menolak tawaran makan, nanti dikira nggak menghargai.
Bisa juga sih, nggak makan, tapi makanan harus disentuh sedikit, sambil berkata, "sempulun"
Hingga saat ini aku belum tau artinya 'sempulun.'
Ngikutin orang aja, menyebut sempulunnnn.
Percaya nggak percaya, kalau kamu datang ke bumi Kalimantan, hormati budayanya, sekalipun itu mitos atau apa kek.
Jika kamu ditawari makanan atau minuman dari pemilik rumah, jangan menolak.
Makanlah sedikit, sambil berkata: Sempulun
Orang Kalimantan percaya adanya istilah Kepuhunan atau kepohonan (bahasa Banjar: Kapuhunan) artinya celaka atau musibah akibat tidak mencicipi hidangan. Nah Loh!
Daripada cilakak; jatuh dari motor, kejatuhan pohon kelapa, kalo kejatuhan 'cinta' sih enak, mending makannn gih.
Soto lagi soto lagi
Nggak ada menu makanan lain apaaa?
Soto Banjar...menu utama yang disajikan saat lebaran, katanya nggak sahhh, nggak masak Soto Banjar.
Sampai dulak bemakan soto.
Apa jawab si empunya rumah.
"Soto memang sama, tapi masaknya beda. Nyamannya gin bedaa jua."
Terpaksa makan lagi: "Ayujaaa, Cill.." sembari menyuap kuah bening soto Banjar, wanginya semerbak.
Kunjungan terakhir ke Mbak Purwasih, berada di belakang rumah.
Sekalipun mbak Pur, anak Sekolah Menengah Ketrampilan, aku masih duduk di bangku SMP, kami cukup akrab, satu komplek dari kicik.
Dhilalah! teman Mbak Pur datang terlebih dahulu. Ruang tamu kecil menjadi sesak. Mau keluar lagi, terlanjur masuk.
Yo wislahh.
Terpaksa aku duduk menyempil di samping cowo.
Deg! Rada kikuk, ganteng sih.
.
Mbak Pur menyuguhkan minuman andalannya, sirup buatan sendiri.
Dari 1 kg gula pasir direbus sedikit air, tambahkan vanili frambosen, campur dua warna kuning dan merah (aih...malah bagi resep).
Sirup gula yang sudah manis dicampur lagi dengan susu kental manis, sirup bertambah manisss, seperti akuuuuu.
.
Sambil mendengarkan obrolan mereka, aku meminum es sirup, sekali teguk, ludes. Cowo di sampingku, sering sekali, senyum-senyum dikulum ke arahku, bertambah grogi rasanya.
Beberapa menit kemudian, lhhaaaa, kenapa gelas di depanku, airnya masih penuh?
Sambil tersipu malu, melirik ke cowo sebelah, ternyata aku keliru, minum dari gelas si ganteng itu. Benar-benar salah tingkah.
.
Antara senang dan malu.
.
Lebaran, Palangka Raya 1985.
#menuliskenangan
No comments:
Post a Comment