Review

Thursday, June 30, 2022

Jaelangkung Versi Anak Sekolahan

Sepulang sekolah.
Lima Sekawan
Lima siswi Sekolah Menengah Pertama, duduk mengeliling satu meja di dalam kelas.
"Ssttt...kalo dia nggak mau pulang, gimana?" bisikku sedikit ragu.

"Yaaa kamu, En, yang mengantarnya," potong Nana.
Langsung bibirku maju beberapa senti, naik mendekat hidung. Nana tersenyum lebar.
.
Rencananya kami akan memanggil jelangkung, permainan goib terkenal se- Indonesia, ritual supernatural memanggil arwah. 
Medianya beragam, ada yang mengunakan boneka dari batok kelapa, atau media paling sederhana, seperti yang kami lakukan.

Jangka dan Kertas
Peralatan sudah disiapkan sejak kemarin, jangka, kertas yang di buat melingkar, di pinggirnya ada tulisan huruf Alfabet. 
Satu kertas dan polpen di tanganku, bertugas untuk mencatat.

Serentak berlima menarik nafas, takut-takut berani.
Hening, tegang.
"Jelangkung, jelangkung. Datanglah. 
Datang tak dijemput.
Pulang tak diantar." 
Nana membacakan matranya tiga kali.
Jangka di letakan tegak berdiri di tengah lingkaran kertas, Nana memegangnya dengan ujung jari telunjuk

Jangka tak bergerak.
Kami saling bertatapan, mantra  Nana kurang manjur.
Sekali lagi Nana membaca matra. 
Jangka mulai bergerak sedikit, itu artinya roh sudah datang.
Mendadak tegang. Angin dari jendela kelas tertiup sangat kencang, kami menahan nafas.

"Siapakah pacar Een?" tanya Nana (karena aku yang jomblo sendiri).

Jangka berputar melawan arah jarum jam, kencang sekali.
Tik tik tik, bergerak lambat. Berhenti di huruf M.
Berputar kencang, berputar-putar, berhenti di huruf U.
Tik tik tik bergerak lambat, terakhir huruf L.
Jangka kembali diam di posisi semula, artinya jawaban selesai.

MUL

Hah! 
Aku langsung tak percaya membaca catatanku sendiri.
Masa sih, MUL.
Mereka menatapku, tawa pun meledak melihat berubah di wajahku.
Sebuah kebetulan.
.
Mul, beliau guru mata pelajaran Ekonomi dan Muatan Lokal tehnik pertukangan dinkelas III.
Semester ini,  teman-temanku tau, beliau naksir aku. 
Pria lajang dari Jawa Tengah, wajahnya hitam manis, selalu tampak gugup jika aku melihatnya. Apa nggak kebalik.
Memang begitu kenyataan. 
Dimataku, beliau guru yang wajib dihormati...nggak ada sirrnya. 
Hellowww...
Masa sih sama Pak Mul, aku kan masih abege, anak esempe, jalan panjang masih membentang untuk melanjutkan pendidikan.
.
Hening semua.
.
Srek! Kertas disobek Nana. Permainan selesai.
Seandainya dulu, ada aplikasi vonvon menanyakan jodoh, nggak perlu ribet main jelangkung.
Tapi begitulah.
Permainan masa ituuu.

Kala itu, 1985
#Menuliskenangan
Nyatanya, bukan karena Jelangkung(syirik) tapi karena takdir Allah, pada akhirnya, jodohku bernama MUL...yadi.

Bogor, 2022
Salam manis
Ny. Mulyadi



No comments:

Post a Comment