Review

Wednesday, November 17, 2021

Semangkuk Gencel, Kenangan Pada Bapak

Sejak bulan Mei 2014, Bapak dinyatakan gagal ginjal. Seminggu dua kali, Bapak harus melakukan cuci darah (hemodialisa). Jumlah dan jenis makan minuman dibatasi agar beban kerja ginjal tak bertambah berat.
Sebelum hemodialisa, bolehlah, makan sedikit  kudapan kegemaran Bapak sukai, salah satunya gencel.
GENCEL
Kuliner berbahan beras ketan yang diuleni, dibentuk bulat kecil dan dimasak sampai mengapung dalam rendaman santan dan gula merah.
Awalnya aku agak bingung, namanya begitu unik, gencel. Ternyata itukan bubur yang biasa aku buat. Di Jawa namanya candil, Jenang gerundil, Hantalu haruang(Banjarmasin) dan Jaje batun bedil(Bali)
dan Katiri (Sulawesi).

Ruang HD Rumah Sakit Mitra Keluarga Plumbon Cirebon, berisi delapan pasien, berasal dari Majalengka, Indramayu dan Cirebon. 
Suasananya layaknya keluarga, orang yang datang dua kali seminggu, pasien yang sama, penunggu pasien yang sama. Wajarlah, kemudian saling mengenal, mengobrol baik si pasien dan penunggu.
Empat jam waktu yang lama bagi penunggu pasien. 
Kami saling membantu.
"Teh Een, tolong jaga suami saya ya, mau beli makanan dulu." 
.
"Okay..."
Kami saling pesan dan saling berbagi. 
Seperti hari ini, Mama menyuruhku, membagi gencel pada sesama pasien. 
Serinh pula, ada kejutan dari sesama keluarga pasien.
Minggu kemarin, kami ngobrol tentang kecap.
Eh! keluarga pasien dari Majalengka, memberi kecap cap Maja Menjangan, kecap legendaris, produksi tertua di Majalengka untukku. 
Aku pun suka dipaksa mencoba masakan yang dibawa dari rumah mereka...Masya Allah.

Suasana sangat akrab.
Sesama pasien saling memberi motivasi, bahwa Hemodialisa bukan akhir segalanya.
Sebuah ikhtiar untuk memperpanjang usia, sekalipun  hemodialisa akan terus dilakukan seumur hidup, baru sembuh setelah transpalasi ginjal.

Ikhlas dan pasrah.
Itulah yang menjadi kekuatan sesama pasien HD.
Menyakini, bahwa kehidupan, Allah yang mengatur, jalani saja, sambil menunggu, sesuatu pasti: yaitu saatnya pulang kembali.
Satu persatu-satu pasien pergi, berganti yang baru.
Tak ada lagi kesedihan, hanya membatin: kapan waktuku?

20 Syawal, Bapak berpulang ke Rahmatullah. Di antara pelayat yang datang, ada empat pasien HD di ruangan yang sama, "Saudara kita sudah 'pulang'," katanya getir.

Aku suka sedih, kalo Bapak mengeluh sakit ditusuk jarum saat HD, karena  Bapak gagal cimino di Rumah Sakit Ginjal Bandung.
Cimino atau arteriovenous fistula adalah operasi kecil untuk menghubungkan salah satu pembuluh darah arteri dengan pembuluh darah vena. Prosedur ini bertujuan untuk membuat akses pembuluh darah guna keperluan cuci darah.

Bapakku yang tabah dengan segala ujian, kini tak ada lagi sakit, semua sudah sembuh ya, Pak. 
Semoga Allah merahmati, dan memberi kelapangan kubur, kemulyaan, Aamiinn.

Kini, 7 tahun berlalu tanpa Bapak.
Menatap memangkuk gencel (walau hanya gambar saja) memberi kenangan tentang Bapak.
Rinduku tak bertepi.

Cikalahang, Agustus 2014
#NopemberKuliner #Gencel #Jabar

No comments:

Post a Comment