Sekotak kue yang sengaja dipisahkan untuk orang rumah, selebihnya untuk Majelis Taqlim Khaerunnisa, Cikalahang.
"Nggak tau, kue apa namanya, Yayah yang bikin," sahut Mama terburu-buru, maklum sudah ditunggu jamaah.
"Ini kue lobak, Bu," sahut Yayah berjalan di belakang Mama, di kiri kanan tangannya, memegang ceret besar dan berat, berisi air teh tawar.
Setelah diperhatikan dan dicicipi, bentuk dan rasa kue lobak sama dengan gandus. Sama plek plek plekk.
Pertanyaannya, apa orang Jambi yang memperkenalkan gandus di desa Cikalahang ini, atau sebaliknya orang Cikalahang ada di kota Jambi?
Faktanya, kue tradisional Indonesia hampir ada di setiap daerah Nusantara, bentuk dan rasanya sama persis, namanya saja berbeda.
Katanya sih gandus adalah kue tradisional asli khas Jambi, tapi Palembang mengklaim gandus asli dari Sumatera Selatan.
Nama Gandus berasal dari kecamatan Gandus, hasil pengembangan wilayah Ilir Barat Barat II di Palembang.
Sementara, di Cirebon, namanya kue Lobak (padahal bukan berbahan ubi Lobak). Di beberapa daerah, namanya talam ebi...Ya sudahlah nggak usah diributkan.
Apapun namanya, gandus salah satu ke kue basah kegemaranku, rasanya asin dan gurih, apalagi taburan di atasnya diberi udang ebi, potongan seledri, bawang goreng dan irisan cabe merah.
Besok harinya.
Aku meminta Yayah praktek, cara membuat kue Lobak atau gandus.
Jujur, hingga kini, belum pernah dipraktekkan lagi.
...sibuk, bro.
(Baca: Cara Membuat Kue Lobak)
#NopemberKuliner #Jambi #Gandus
No comments:
Post a Comment