Tuesday, October 27, 2020
Pulau Kelor, Pulau Sepi untuk Menikmati Keindahan Indonesia nan Sempurna
Monday, October 26, 2020
Pohon Kepoh, Sarangnya Genderuwo | Taman Nasional Komodo
Sunday, October 25, 2020
Lebih Dekat dengan Satwa Purba Komodo di Pulau Rinca
19 Januari 2020
Di Taman Sail Komodo kemarin, saya sudah melihat patung komodo yang besar sekali.
Komodo asli, saya juga sudah lihat di Kebun Binatang Ragunan Jakarta, cuman badannya nggak terlalu besar. Tapi, saya belum pernah melihat komodo dari 'dekat' di habitat aslinya.
Saya nggak pernah bermimpi bisa datang kemari, Labuan Bajo. Suer! Ini namanya my dream come true. Kanggg....Eike teu lagi mimpi pan?
Tuesday, October 20, 2020
Perempuan Berwajah Putih di Labuan Bajo
Monday, October 19, 2020
Lembayung Senja di Taman Sail Komodo, Labuan Bajo
Friday, October 16, 2020
Menunggu Pesona Matahari Terbit di Gili Air | Part 4
Thursday, October 15, 2020
Cidomo di Gili Air | Part 3
Wednesday, October 14, 2020
Semalam di Gili Air | Part 2
Tuesday, October 13, 2020
Perjalanan ke Gili Air, Lombok Bersama Cinta | Part 1
Friday, October 9, 2020
Masih Ada Orang Baik: Kisah sebuah Perjalanan.
Sinar matahari pagi menerpa kaca jendela, warnanya kuning keemasan. Udara sejuk menerobos cela kaca jendela mobil Elf Microbus.
Suasana yang di nanti, melunasi rasa lelah yang luar biasa, trip to Dieng Plateau selama 12 jam.
Tepat jam 09.00 WIB kami memasuki Dataran tinggi Dieng, Kecamatan Batu, Kabupaten Banjarnegara.
Mau mengeluh, sudah niat traveling biar kelihatan seperti orang-orang juga. Buktinya dua orang perempuan asal Korea di belakang kursi kami, diam, menikmati perjalanan, masaaa, eikehh mau ngamuk, bisa-bisa diturunkan di jalan.
Barakallah fii umrik ya, Nak.
Thursday, October 8, 2020
Fenomena Alam Danau Telaga Warna, Dieng
Wednesday, October 7, 2020
Tips Sembuh Selama Isolasi Mandiri Covid-19 di Rumah
Tuesday, October 6, 2020
Berbalut Asap Pekat Kawah Sikidang Dieng
Monday, October 5, 2020
SGM Eksplor dan Lazada Dukung Pendidikan Anak Indonesia dengan Menyalurkan Donasi Beasiswa Generasi Maju
Nah, kalo ada apa-apa dengan anak saya, bisa-bisa penyesalan seumur hidup.
Anak saya cukup beruntung, punya nenek yang sangat perduli kesehatan, apalagi cucu pertama di keluarga kami.
Untuk memenuhi nutrisi dan pertumbuhan cucu, ibu saya melanjutkan dengan memberi susu formula.
Merk Susu formula yang dikenal ibu saya, hanyalah SGM saja, suerrr...susu formula ini sudah dikenal satu generasi ke generasi lain. Alhamdulillah, susu pertumbuhan SGM cocok dengan anak saya.
Saya baru bertemu kembali setelah empat bulan, senangnya anak saya sehat gemuk lucu, sangking deketnya dengan nenek, ibu saya di panggil: Mama...hah! Adohh.
Wajah Pendidikan di Indonesia
Tiga bulan di dusun terpencil, saya mengabdi menjadi guru SD adalah kebahagiaan tersendiri. Sekolah yang sangat sederhana, terbuat dari papan...Itupun masih bersyukur, ada sekolah di desa terpencil, sekalipun gurunya cuman dua orang saat itu. Mengajar berpindah-pindah kelas, sebentar masuk ke kelas 3, selagi siswa mengerjakan tugas, guru sementara berpindah ke kelas lain.
Di kala pagi, di tepian sungai, menanti kedatangan siswa Sekolah Dasar dan SMP memakai jukung(perahu kecil) berangkat sekolah.
Tak banyak siswa yang datang, hanya setengah jumlah siswa di kelas (kadang cuman lima orang saja) kebanyakkan mereka bolos tak berkabar. Biasanya, siswa membantu pekerjaan orangtua menjadi buruh memantat (menoreh) mengumpulkan getah karet. Sebenarnya, mereka, siswa yang bersemangat belajar, sayang terkendala kehidupan yang jauh dari rata-rata, makan saja susah, yang penting kenyang, tak perduli soal kesehatan.
Senyum yang riang bertemu saya, kadang redup, entah bagaimana masa depan nanti.
Selesai kuliah, saya menjadi guru Ekonomi dan wali kelas XII di Madrasah Aliyah Bogor. Ada beberapa siswa berprestasi, nilai mata pelajaran selalu tinggi. Sayangnya, kadang tak masuk kelas, saya bertanya sebagai wali kelas, kenapa tidak masuk sekolah?
"Nggak ada uang, Bu, buat transport."
Wajahnya sering terlihat pucat, tubuhnya kurus ringking , tentu anak ini belum sarapan, kurang nutrisi. Anak yang malang. Secara pribadi, saya suka menyelipkan uang untuk ongkos besok ke sekolah, bahkan untuk Bimbel pun saya bayarkan.
Itulah kesedihan seorang pendidik. Mereka memang bukan anak saya, tapi mereka anak negeri ini, punya hak untuk maju dan terus bersekolah...apalagi di masa pandemik ini, beban hidup semakin berat, begitu pula biaya pendidikan.
Jujur inilah, kegelisah saya dan orang tua seluruh pelosok negeri ini, akan tanggung jawab, memberikan kesehatan dan pendidikan untuk masa depan tunas bangsa, generasi maju.
Donasi Pendidikan untuk Anak Generasi Maju