Bunga kecubung berwarna kuning, tumbuh subur di pinggir jalan utama menuju komplek Candi Arjuna.
Angel's Trumpet |
Entah apa nama bunga lainnya, semua cantik di kelilingi tarian kupu-kupu.
Ungu nan mewah, Agapanthus |
Bunga Bokor, orang bilang Panca warna |
Daisy |
Saya teringat kata orang bijak, bunga dan kupu-kupu.
jika ingin memelihara kupu-kupu, janganlah kau tangkap kupu-kupu, maka ia akan lari menjauh.
Tapi, tanamlah bunga, kupu-kupu akan datang sendiri mengembangkan sayap indahnya, bahkan membawa kawanan lainnya, capung, lebah menambah warna warni keindahan.
Bunga-bunga, sayur mayur disepanjang jalan itu tentu tak tumbuh sendiri, pasti ditanam, dirawat dan tumbuh subur di udara Dieng yang sejuk
Selain terpesona dengan beragam kecantikan bunga, saya pun terpana bengong, nggak pake ngangga, ya Chin...
Sumpah!
Baru pertama kalinya melihat tanaman kentang, receh banget arti bahagia saya.
Kalian udah pernah lihat tanaman kentang?
Ngaku.
Hayo, pasti cuman umbi kentang saja yang tau?
Ya Allah, cupunya diriku ini, sampai tanaman kentang pun tak tau.
Di Dataran tinggi Dieng, cuacanya yang dingin sangat cocok untuk pertanian Kentang. Ratusan bibit muda tumbuh di antara lubang plastik dipasang terbentang dari ujung ke ujung. Plastik itu berguna agar tak tumbuh gulma.
(Baca : Dua Jenis Kentang Dieng )
Sumpah!
Baru pertama kalinya melihat tanaman kentang, receh banget arti bahagia saya.
Kalian udah pernah lihat tanaman kentang?
Ngaku.
Hayo, pasti cuman umbi kentang saja yang tau?
Ya Allah, cupunya diriku ini, sampai tanaman kentang pun tak tau.
Di Dataran tinggi Dieng, cuacanya yang dingin sangat cocok untuk pertanian Kentang. Ratusan bibit muda tumbuh di antara lubang plastik dipasang terbentang dari ujung ke ujung. Plastik itu berguna agar tak tumbuh gulma.
(Baca : Dua Jenis Kentang Dieng )
Angin dingin terasa menampar wajah saya yang masih lelah, belum mandi dan gosok gigi, komplit nian rasanya.
Rasa yang ada itu sirna dan berseri kembali, melihat rombongan bocah Taman Kanak kanak berparade melintasi kami.
Bocah perempuan memakai kebaya dan sanggul cempol, dandannya medok sekali, bergincu merah. Bocah laki-laki memakai pakaian tradisional Jawa, blangkon berbaju beskap, tak sempat bertanya mau kemana, sibuk melihat polah mereka, yang kesulitan berjalanan terkendala lilitan jarik.
Rupanya hari ini, 21 April 2018, Hari Kartini, sampai saya lupa.
Rasa yang ada itu sirna dan berseri kembali, melihat rombongan bocah Taman Kanak kanak berparade melintasi kami.
Bocah perempuan memakai kebaya dan sanggul cempol, dandannya medok sekali, bergincu merah. Bocah laki-laki memakai pakaian tradisional Jawa, blangkon berbaju beskap, tak sempat bertanya mau kemana, sibuk melihat polah mereka, yang kesulitan berjalanan terkendala lilitan jarik.
Rupanya hari ini, 21 April 2018, Hari Kartini, sampai saya lupa.
Gerbang Komplek Candi Arjuna.
Tak sulit menemukan lokasi Perkomplekan Candi Arjuna, secara geografis berada di dekat perbatasan Wilayah Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Wonosono.Candi Arjuna terletak di desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur.
Di areal halaman depan, berderet toko oleh-oleh khas Dieng.
Untuk masuk ke Perkomplekan Candi Arjuna, kita membayar harga tiket masuk per orang untuk wisatawan domestik Rp 15.000,- Wisatawan mancanegara Rp 30.000,- per orang.
Untuk masuk ke Perkomplekan Candi Arjuna, kita membayar harga tiket masuk per orang untuk wisatawan domestik Rp 15.000,- Wisatawan mancanegara Rp 30.000,- per orang.
Memasuki Cagar Buda, komplek candi Arjuna, kita langsung ditawarkan panorama landcape yang indah. Lekuk perbukitan dataran tinggi Dieng berselimut kabut, di tengah bukit, tulisan besar : Dieng Plateau, Banjarnegara.
Halaman komplek Candi Arjuna sangat luas sekita 1 hektar, rumput dirawat dengan rapi, rupanya rombongan pawai Kartian tadi, tujuan akhirnya di Komplek Candi Arjuna. Mereka membuka bekal makan dan minuman, piknik Kartinian. Senyum sendiri memperhatikan polah bocah, mengunyah roti sembari sibuk membetulkan letak kondenya.
Hunting foto, lupa sapa yang candid saya, cantikkk sekali |
Menikmati mentari dengan yoga, |
Candi Arjuna sebagai candi utama, ada empat candi bersebelahan. Candi Semar berhadapan langsung dengan candi utama. kemudian, berjajar berurutan; Candi Srikandi, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa.
Komplek Candi Arjuna adalah kelompok candi Hindu abad ke 7 Masehi.
Candi Arjuna berukuran hanya sebesar 4 m2 .
Pada pintu masuk dihiasi oleh Kala Makara. ya dipercayai sebagai penjaga kesucian candi. Kala, artinya raksasan yang menakutkan, Makara berarti wujud binatang dongeng Hindu yang terdiri dari campuran berbagai wujud bentuk hewan: seperti gajah, buaya dan ikan, dikarenakan bentuk kala makara yang menakutkan itu, diharapkan dapat menangkal roh-roh jahat yang mencoba memasuki candi.
Keunikan Komplek Candi Arjuna, tidak terdapat hiasan arca seperti pada candi lainnya.
Candi Arjuna biasanya digunakan untuk pelaksanaan Galungan dan ruwatan anak gimbal.
Sayangnya, tour leader kami hanya memgantarkan ke lokasi destinasi wisata saja, tak menjelaskan tempat yang kami kunjungi, dan umumnya peserta rombongan memang lebih suka hunting foto, (khususnya foto-foto selfie), memperhatikan arsitek kuno dan ada yang benar-benar piknik, duduk-duduk saja.
Hellowww, kita disini,. |
Foto rada burem |
Deretan pertokoan oleh-oleh di depan areal Perkomplekan Candi Arjuna |
Sumber pendukung: From situsbudaya.com
Salam sayang dari kami di Dieng
-Een Endah=
Aku pernah kesana pas tahun 2013, tetep penasaran pingin balik ke sana lagi. Suasananya adem dan enaaak bangett
ReplyDeletecuaca bagus dibulan April. taoi sekarang katanya byk embun upas
DeleteAaaah, dieng... Rindu suasana sejuk disana :D Terakhir 3-4 tahun lalu ke dieng, touring naik motor dari semarang :D
ReplyDeleteCheers,
Dee - heydeerahma.com
sekarang lebih tertata rapi
DeleteDih, sayang banget ya mbak gk dapet info tambahan dari guidenya.
ReplyDeleteEmang sih, jaman sekarang banyak lebih suka foto dengan objeknya tanpa tahu cerita dibalik objek tersebut. Padahal kalau ceritanya kan kita bisa menceritakannya kembali :)
iyaaa..kalo mau. ada khusus guide di lokasi. masalah. cuman sy yg tertarik sejarah. yg lain, nggak. mana wsktu ditentukan rombongan
DeletePenasaran sama sejarahnya... :D
ReplyDeletehayuk kemariii
Deletebaru sekali ke Dieng di 2016 lalu pas acara DCF.
ReplyDeletedan sekarang sudah banyak yang berubah ya mbak, jadi mau kembali ke sana lagi :)
terima kasih sudah sharing, mbak.
sekarang lebih bagusss
DeleteAku pernah kesana pas festival Dieng, suasana magis dan eksotisnya berasa banget :)
ReplyDeleteWaaah.... satu hari nanti kayaknya gua harus kesini deh....
ReplyDelete