Begini...
Sebenarnya saya bingung apa itu hemat, karena saya merasa sudah hemat semasa ini.
Lalu saya bertanya ke grup WA teman kuliah, rata-rata usia menjelang lima puluh tahun.
Bagaimana berhemat saat Ramadan?
dhilalah, jawabannya kompak semua:
dhilalah, jawabannya kompak semua:
Hemat pangkal kaya.
What!
Dari jaman saya masih umbelan juga tau: Hemat pangkal kaya.
Ditanya, jawabnya sama, mau saya cara hemat selama Ramadan.
Setelah chating tentang cara hemat di usia cantik ini. Kesimpulan bersama, kami di usia ini, malah lupa berhemat.
Ditanya, jawabnya sama, mau saya cara hemat selama Ramadan.
Setelah chating tentang cara hemat di usia cantik ini. Kesimpulan bersama, kami di usia ini, malah lupa berhemat.
Serius, percaya deh, nanti juga akan merasakan, karena masa hidup susah sah dulu kami sudah terlewati.
Ingat banget, sewaktu mama muda, anak merengek pengen makan enak saat buka puasa, saya harus menahan diri, bukan pelit tapi kepaksa, demi hemat dan juga uang nggak ada.
Sekarang, anak sudah mandiri, malah ngasih takjil dan makanan buat Mama sepulang kerja atau go food tiba-tiba mengantar pesanan anak (dipesan dari kantor Jakarta)
Ingat juga, duluuu, betapa malunya, di toko pakaian, anak tantrum pengen beli baju lebaran, uang pas-pasan.
Sekarang anak sudah mandiri, nggak minta lagi malah membelikan.
Masa berjibaku sebagai seorang ibu dan istri yang harus pintar membagi uang belanja dan super hemat khusus selama Ramadan sudah terlewati.
Masa berjibaku sebagai seorang ibu dan istri yang harus pintar membagi uang belanja dan super hemat khusus selama Ramadan sudah terlewati.
Bahkan lima tahun terakhir, selama Ramadan, saya banyak Buksen (buka sendiri) orang mah Bukber.
Sepiii dan tak berselera, mengunyah makan merembes air mata, pilu.
Sepiii dan tak berselera, mengunyah makan merembes air mata, pilu.
Dan juga, secara usia, sudah mulai kurang nafsu makan.
Jadi, antara bulan Ramadan dan tidak, tak ada yang berubah, hanya berganti waktu makan, awal 3 kali menjadi 2 kali. Lagi pula saya ini makan nasi cuman sekali di siang hari...alhamdulilah, puasa menjadi hal biasa bagi saya.
Walau alasan kelupaan saya tentang hemat di atas, saya punya tips sukses hemat selama Ramadan berdasarkan pengalaman menjadi ibu 26 tahun.
ini juga menangapi tulisan mbak Tian Lusiana; Tips hemat selama Ramadan. Ada point yang sangat bagus diterapkan yaitu prinsip memegang teguh sederhanaan dalam keluarga.
Kesedehanaan itu membuat manusia lebih berpikir dalam mengelola keuangan keluarga , dengan prinsip lebih mendahulukan kebutuhan dibanding keinginan.
Kesederhanaan membuat seseorang lebih bijaksana, memilah dan memilih pos keuangan yang lebih utama.
Prinsip berhemat, menahan diri dan tak berlebih-lebihan.
.
.
Lalala, kok saya sedikit emosi kalo soal prinsip sederhana, karena jaman sekarang khususnya ibu muda, banyak mengikuti hawa nafsu, pengen ini itu, beli sesuatu agar kekinian, baju bagus, makan enak walau harus berhutang, demi terlihat mumpuni. Aduh, jauhkannn itu semua,tetaplah berprinsip pada sederhanaan dalam keluarga, itu sangat baik, walau tak terlihat kaya, tapi tidur nyenyak dan makan enak.
Berikut beberapa tips dari saya.
7 tips sukses hemat selama Ramadan:
1. Beli bahan makanan sesuai rencana.
Supaya nggak kebablasan, saya suka belanja membawa catatan dari rumah. Nggak boleh keluar dari rencana awal. Titik!
Apalagi belanja di swalayan, nafsu lebih kuat menguras dompet, tips supaya nggak kebablasan : setiap pegang bahan makanan,nanya pada diri sendiri dulu : dimakan nggak? (ngomongnya pelan aja,nggak usah teriak)
Hati pasti tak pernah bohong, beli atau tidak?
Apalagi belanja di swalayan, nafsu lebih kuat menguras dompet, tips supaya nggak kebablasan : setiap pegang bahan makanan,nanya pada diri sendiri dulu : dimakan nggak? (ngomongnya pelan aja,nggak usah teriak)
Hati pasti tak pernah bohong, beli atau tidak?
Agar anggaran aman, tetap pada tujuan, pengeluran tak lebih dari pendapatan, saya kalau belanja bahan makanan, jarang bawa anak. Saya pribadi, merasa bawa anak, cobaannya banyak, kalau anak minta sesuati, nggak dipenuhi, dia tantrum satu swalayan, terpaksa Mama menyerah. Jadi, saya lebih suka belanja sendiri.
Lebih hemat lagi, karena nggak pake ongkos jalan. Saya lebih suka belanja di tukang sayur keliling, lebih murah, mata nggak kemana-mana, cukup yang dijual Mamang aja. Membeli dagangannya niatkan sebagai shadaqoh. Biasanya untungnya kecil si Mamang mah, jadi nggak pake nawar loh, ya.
2. Buat menu seminggu menu seimbang dan berkesinambungan.
Berkesinambungan?
what! siga Repelita wae.
Begini, buat menu makanan yang sederhana untuk seminggu.
Satu menu dengan menu yang lain saling berkelanjutan. Tetap pada patokan kudu hemat benerr, biasanya masakan kemarin, biar sudah dipanasin, nggak ada makan.
Ini perlu keahlian trik seorang Mama untuk mengubah masakan yang ada menjadi menu baru. Catatan penting, hemat selama Ramadan, tapi tetap mengutamakan makanan sehat dan bergizi.
Satu menu dengan menu yang lain saling berkelanjutan. Tetap pada patokan kudu hemat benerr, biasanya masakan kemarin, biar sudah dipanasin, nggak ada makan.
Ini perlu keahlian trik seorang Mama untuk mengubah masakan yang ada menjadi menu baru. Catatan penting, hemat selama Ramadan, tapi tetap mengutamakan makanan sehat dan bergizi.
Contoh, sayur sop ayam yang masih tersisa, saya saring kuah, ambil isian sop saja, lalu saya olah kembali dengan mencampur telur, daun bawang. Jadilah fuyunghai rasa sop. Nikmat dimakan panas-panas. Hemat itu sebenarnya, mudah bukan.
3. Mengurangi buka bersama di luar rumah.
Undangan bukber selama Ramadan selalu datang dari berbagai komunitas. Masalahnya, kita kan juga bayar sendiri itu makanan.
Kalo dipikir, kebanyakan ikut bukber, gempor isi dompet.
Tips List bukber yang sangat penting saja...kalau pun harus, bawalah sekotak makanan untuk sendiri., cukup beli teh hangat..nah ini, bisa dibilang hemat kebangetan ya. tapi ide saya bagus ditiru juga kan, hemat itu memang perhitungan, mengeyampingkan gengsi. Biarinn,si Een Bukber bawa nasi sendiri...
Kalo dipikir, kebanyakan ikut bukber, gempor isi dompet.
Tips List bukber yang sangat penting saja...kalau pun harus, bawalah sekotak makanan untuk sendiri., cukup beli teh hangat..nah ini, bisa dibilang hemat kebangetan ya. tapi ide saya bagus ditiru juga kan, hemat itu memang perhitungan, mengeyampingkan gengsi. Biarinn,si Een Bukber bawa nasi sendiri...
Atau bukber yang benar-benar gratis, nah itu yang bikin semangat.
4. Ingat Kesehatan.
Ini penting, umumnya saat buka puasa, cenderung makan yang manis-manis, makan kalap sekenyang-kenyangkan( waktu saya muda duluuu, suka begini, lupa diri)
Saran saya, tulis besar-besar di dinding:
Ingat kesehatan.
Sebelum makan, lirik itu tulisan. Yakin deh,Sis, nafsu makan berkurang.
Sehat itu lebih penting juga hemat.
Sebelum makan, lirik itu tulisan. Yakin deh,Sis, nafsu makan berkurang.
Sehat itu lebih penting juga hemat.
5. Belanja barang diskon.
Nah, bisa dibilang saya mah : Mama diskon.
Saya pikir berburu barang diskon sah-sah saja, demi kestabilan finansial.
Tips dari saya, belanja di sore hari atau setelah sholat tarawih, biasanya swalayan memberi diskon bahan pangan saat itu.
6. Buka puasa di masjid aja.
Ini serius, semenjak anak dan suami bekerja, mereka buka puasa, rata-rata di kantor atau di jalan. Saya merasa sendiri, buksen lagi buksen lagi.
Buka di masjid..Masya Allah, dapat nasi bungkua |
Jelang sore, saya sibuk mengisi kue ke kotak untuk anak Satlat bersama ibu-ibu yang lain, yang senasib, sendirian terus.
Ini tip hemat tanpa terasa, nggak perlu beli takjil, pulang malah sering disangoni nasi bungkus, bahkan kue lainnya.
7. Membuat kue sendiri.
Tips terakhir bagi yang bisa bikin kue itu mah gampil, laaa kalo yang ga bisa. Belajarrrr, membuat kue sendiri lebih memuaskan...kalo saya, jarang bikin kue, saya lebih suka goreng kacang.
Kacang goreng saya garing dan kriuk, terbukti anak saya suka. Nggak percayaa...boleh pesan, ladalahh malah dagang.
Kalopun repot nggak ada waktu, pesan kue jauh-jauh hari, lebih murah, apalagi yang jual saudara sendiri, bonusnya banyak.
Kalopun repot nggak ada waktu, pesan kue jauh-jauh hari, lebih murah, apalagi yang jual saudara sendiri, bonusnya banyak.
Tujuh tip hemat selama Ramadan bisa diterapkan untuk Ramadan tahun ini. Dijamin, keuangan terkendali, jabatan mentri keuangan belanjut beberapa periode.
Trus teman saya nyelentuk : Iya, en kamu mah hemat di makanan, tapi boros beli pakaian.
Spontan saya tak bisa menjawab.
Hukum ekonomi emang berlaku Y=C pendapatan sama dengan consumsi. Yaaaa paling tidak Break event point lah.
Nah itu tips dari saya yang bukan mamah muda.
Wahai mama-mama muda, sabar dan pandai mengatur keuangan, tidak boros, semua itu memang berproses dan belajar, percaya kamu bisa!
Saya sudah lewat masa itu, sekarang tinggal duduk manis, menikmati usia.
Oke deh nanti saya lanjutkan, tips hemat membeli baju lebaran.
Ssstt...bagaimana dengan uang THR?
nanti deh kita tulis.
Salam Manis dari yang sudah manis
-Een Endah-
___________________________________
Tulisan ini merupakan post untuk #KEBBloginggCollab kelompok Ghea Panggabean yang diawali dengan trigger post:
https://emak2blogger.com/2018/04/26/tips-hemat-selama-ramadan/ yang ditulis oleh TianLustiana www.tianlustiana.com
https://emak2blogger.com/2018/04/26/tips-hemat-selama-ramadan/ yang ditulis oleh TianLustiana www.tianlustiana.com
Semoga lancar Ramadan nya mak, hehe gak sabar ya pengen cepet puasa.
ReplyDeleteaaminnnn..suasananya udah kerasa banget, asa ramadan. Ya Allah pertemukan kita semua di bulan Allah dalam keadaan sehat
DeleteBener ya mba kadang bulan puasa bukannya hemat malah boros karena suka lapar mata, semua mau dibeli. Padahal nnti setalah minum langsung kenyang, aku aja biasa makan besar setelah solat tarawih. Jadi, saat buka puasa benar-benar cuma takjil aja tapi jajanan udh seabrek haha.
ReplyDeletekarena...godaaan terberat itu. takjil yg jarang diperjual belikan dihari biasa. makanya sula beli.pas buka udh kenyang.
Deletehemat itu berproses seiring usia
Kayaknya belanja barang diskon aja deh, apalagi sekarang lagi banyak sekali yang kasih diskon menjelang ramadhan :)
ReplyDeletetoss....kita sama
DeleteBuka puasa di masjid, lumayan hemat urusan cemilan pembuka :D
ReplyDeleteGuaranteed, financially controlled, the minister's financial position continued for several periods.
ReplyDeleteThe period of struggle as a mother and wife, who must be smart in the division of expenses and income in order to ensure the possibility of saving some of the funds.
ReplyDelete