Review

Friday, September 30, 2016

Seblak Cikalahang ala Yayah Galon

"Pedes ya, Bu?"
Iyaaaa...jawab saya sambil memandang punggung Yayah, dia langsung ngebut dengan motornya menuju rumah tempat berjualan seblak. Kebiasaan, belum selesai saya bicara sudah ngeluyur pergi. Bersemangat sekali.
YAYAH GALON
Dulu perempuan demplon itu bekerja hampir enam tahun di rumah ibu saya. Selain membantu pekerjaan rumah, tugas utamanya di mengisi air isi ulang Ciremai. Badannya yang tinggi besar, sigap selalu,  cocok dengan pekerjaan itu, hingga dikenal sebagai Yayah Galon.


Di desa Cikalahang, saya lihat seperti kehabisan inspirasi untuk ngasih nama anak, nama Yayah aja sampai lebih lima orang, untuk membedakan; Yayah Galon, Yayah Kue, Yayah penjahit dan beberapa julukan lainnya untuk para Yayah.
Nah, itulah sejarah manis nama Yayah Galon hingga resign bekerja, nama itu melekat kini.
Kelebihan Yayah selain angkat galon juga pandai memasak. Untuk membantu perekonomian keluarga, suaminya ustad yang bekerja di Musyola keluarga samping rumah.
Hebat juga Yayah membidik pangsa pasar. Yayah pun mengikuti trend kuliner ngehits saat ini; Seblak.

Seblak Cikalahang
Seblak, kuliner khas Bandung berbahan dasar kerupuk kering yang direbus sebentar, bentuknya sekilas mirip kwetiau, kenyel-kenyel,enyoy.
Cara membuat seblak juga gampang banget, seperti membuat mie atau kwetiau, ada yang digoreng kering atau berkuah.
Beberapa menit kemudian.
Dua porsi seblak diantar berbungkus plastik. Setelah bungkus dibuka, aroma wangi kencur mengudara.
Saya pikir seperti isi seblak pada umumnya, sedikitn terpukau melihat seblak...*ciee terpukau, mirip.orang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama.
Suer, brader...terpukau melihat bahan seblaknya Yayah. Isinya bukan hanya kerupuk rebus tapi dicampur dengan mie dan makaroni rebus.

"Di sini memang begitu isinya, Bu" Rupanya Yayah tau keheranan saya.
Ohhh ini toh, seblak Cikalahang.
Langsung  sesuap saya makan, panas pedas. Seblak ini rasa bumbunya kerasa banget.
Bumbu terbuat dari bawang putih, sedikit bawang merah dan kencur, semua diulek halus, ditumis hingga harum, baru dimasukkan kocok telur, irisan bakso dan sosis, setelah agak matang masukan aneka seblak. Koreksi rasanya, berilah garam dan penyedap rasa sesuai selera. Oya...untuk.membuat seblak, kerupuk, macaroni, mie telur direbus sebentar.

Gampangkan bikin seblak, lebih gampang kalo beli, tinggal makan, hehehe.
Sesuap dimakan langsung saya minum air putih. Nggak kuat, pedesnya luar biasa. Hadeuh, pedes level Yayah Galon dengan eikeh memang beda. Kalo saya paling kuat, cabe cuman dua biji. Iniii...pedesnya cetar membahana, cesshahhh...cucok buat pengila pedas. Makjelott, terasa panas dan pedes. 

Pedes seblak berasal dari ulekan cabe kelud. Baru taukan ada cabe kelud. Saya jugaa baru tau. (Nanti deh saya cari ke pasar si cabe kelud)
Menurut Yayah, cabe kelud terbuat dari cabe rawit merah yang dijemur kering dan diulek, hasilnya, pedes  tak tertandingi. Pedes seblak Yayah juga hasil tabrakan cabe kelud, merica dan saos sambel merah, gimana nggak pedas...pedasss banget.

Untuk rasa seblak. Jangan ragukan lagi, enak sekali, saya kasih nilai sembilan untuk Yayah Galon
Dari Seblak hari ini, saya turut bersyukur perubahan hidup Yayah. Dengan berjualan di samping rumah kecil, Yayah telah menemukan api kecil dalam dirinya, bisa berjualan seblak Cikalahang yang menjanjikan dan laris manis rezeki. Hanya Rp 8.000,- seporsi seblak komplit bisa dinikmati. Murahhh bangetkan. Untuk harga anak sekolahan cuman Rp 3.000 cuman seblak sedikit telur.

Sekian dulu cerita seblak Cikalahang di desa saya. Ada banyak cerita kuliner yang akan saya tulis lagi.
Yuk ah....selamat hari Jumat, semoga hari ini penuh dengan keberkahan.

5 comments:

  1. Dari dulu pengin coba bikin seblak koq ya belum sempat aja.. padahal kayanya gampang ya

    ReplyDelete
  2. Dari dulu pengin coba bikin seblak koq ya belum sempat aja.. padahal kayanya gampang ya

    ReplyDelete
  3. Gak ada kebab cikalahangnya? Hehehe

    Salam,
    Asya

    ReplyDelete