Kamis siang akhir Februari yang lalu (25/2), saya ke rumah salah satu saudara (dulu ipar) saya di Palangka Raya, kebetulan ada beberapa temannya datang juga.
Mata saya malah lain fokusnya...diam-diam melirik pada wajah tiga orang perempuan dengan wajah putih bercak di pipi, dan dagu. Bener-bener gagal fokus, gegara wajah belang itu.
"Masih ada juga yang percaya dengan janji palsu", batin saya.
Tanpa harus bertanya pada tiga orang ibu itu (kalau ditanya pun, pasti rata-rata tak pernah mau jujur) saya tau pasti menyebab muka flek hitam, karena saya juga korban tapi nggak separah itu. Gara gara cream wajah keparat itu...maaf sedikit kasar, efek dari janji janji palsu. Akhirnya hanya penyisakan cerita sedih, wajah jadi kehitaman, putih belang-belang atau efek yang lebih parah lagi seperti penyakit kanker kulit.
"Masih ada juga yang percaya dengan janji palsu", batin saya.
Tanpa harus bertanya pada tiga orang ibu itu (kalau ditanya pun, pasti rata-rata tak pernah mau jujur) saya tau pasti menyebab muka flek hitam, karena saya juga korban tapi nggak separah itu. Gara gara cream wajah keparat itu...maaf sedikit kasar, efek dari janji janji palsu. Akhirnya hanya penyisakan cerita sedih, wajah jadi kehitaman, putih belang-belang atau efek yang lebih parah lagi seperti penyakit kanker kulit.
Saya menulis ini, karena ingin berbagi untuk menyadarkan kaum perempuan yang masih menggunakan cream abal-abal yang banyak beredar di pasaran.
Produsen yang nakal hanya mementingkan keuntungan semata, termasuk penjual cream yang tidak memikirkan efek pemakaiannya. Semua karena uang. Padahal dosa besar kalau melihat efek akhir cream jualannya pada pemakai.
Produsen yang nakal hanya mementingkan keuntungan semata, termasuk penjual cream yang tidak memikirkan efek pemakaiannya. Semua karena uang. Padahal dosa besar kalau melihat efek akhir cream jualannya pada pemakai.