Review

Tuesday, February 23, 2016

Tips Persiapan Perjalanan Pulang Kampung

Nggak biasa, tiba-tiba mau nulis cerita perjalanan pulang kampung dari keluar rumah sampai balik lagi ke rumah.
Hari ini saya dengan semangat meneriakkan: yipppieee, urang balik ka Kampung yeuh hari ini. Palangka Raya, I'm coming...

Saya biasa berangkat ala backpackers, jadiii... tips untuk dapat tiket pesawat murah, saya beli sebulan sebelum hari keberangkatan. Harganya bisa 40 persen lebih murah. Belinya sekaligus pulang pergi.

Rencananya, Insya Allah lancarr, pesawat jam 11.40 WIB. Widihhh, harus cepat ke bandara Soekarno Hatta, takutnya terjebak macet. 22 Februari 2016 inikan perayaan Cap Go Meh, di Bogor akan dilaksanakan jam 01.00. Dari berita yang saya baca, akan terjadi kemacetan parah dan mengalihan jalur angkutan umum.

Oke deh, cerita berlanjut, berangkat diantar anak ke Stasiun Damri Bogor. Posisinya berada di seberang Tugu Kujang, agak geser ke kanan dikit. Tepatnya, bersebelahan dengan Botani Square.
Langsung saya beli tiket di loket, bisa juga membeli langsung di dalam bus. Tiket Damri Royal eksekutif dikenakan Rp 75.000,- dan Damri biasa Rp 55.000,- saya pilih yang biasa saja.

Deg-degan juga sih, waktu sudah jam 08.00. sedang saya harus tiba di bandara sekitar jam 10.00. Seperti kebiasaan, Damri biasa baru bisa jalan, setelah Royal Eksekutif penuh penumpang. Jarang menunggu keberangkat bus satu dengan bus yang lain sekitar 15 menit, penuh nggak penuh, berangkat.

Tas koper, sebenernya mau saya taruh didalam bus. Tapi...karena berat terpaksa taruh di bagasi.
Hah! kenapa 'kepaksa'.
Begini ya, dari cerita cerita sebelumnya, banyak tas koper penumpang yang ditaruh di bagasi bus, sebagian banyak yang tertukar, bahkan hilang. Takut juga kan. Memang saya perhatikan, setiap penumpang sampai di terminal yang dituju. Bus hanya minggir di pinggir jalan terminal. Itupun buru-buru, kenek hanya menuruti perintah penumpang, sambil menunjukkan tas bawaannya.
Ya nggakk salah kenek juga, dia manut aja. Ini sering terjadi, maklum saja, modus kejahatan memang selalu ada dimana. Selalu waspada sekalipun, tempat atau busnya terjamin.
Cerita lain, sekitar tahun 2005. Teman saya, mantan, eh! bapaknya anak saya, ketiduran di dalam bus Damri perjalanan pulang ke Bogor. Sampe rumah, waktu tas jinjing dibuka, tas kantor berbahan kulit dan berbentuk kotak, tempat laptop dan handy cam...Ya ampun, isinya malah berganti rupa, dua buah majalah tebal, seukuran laptop dan dua kotak dodol Garut. Jelas ini pencurian. Sayangnya tidak bisa dituntut kehilangan itu.

Kasus ini sedang marak-maraknya hinggak pihak bus Damri, meningkatkan kewaspadaan dengan pengutil yang sengaja jadi penumpang. Akhir-akhir ini, modus ganti rupa barang penumpang sudah tidak ada lagi, semenjak banyak laporan pengguna jasa Damri. Agar barang bawaan penumpang tidak tertukar atau sengaja diambil orang tak bertanggungjawab, dan sungguh tega mengambil kesempatan dalam kesusahan orang lain.
Sekarang, menaruh tas koper atau lainnya di bagasi bawah bus Damri, diberikan label, berupa kertas tempel yang ada indentitas nomernya. Hingga saat di turunkan dicocokkan nomor tas dan nomor yang saya pegang. Ini membuat saya berlega hati menaruh tas di bagasi. Masalah selesai, tinggal lihat jam lagi, bentar lihat jam lagi.

Bus berangkat jam 08.15 WIB, hampir sejam baru sampe lingkar luar TMII. Waduh, kira kira sampe nggak tepat waktu. Biasanya saya ancer waktu terlama jarak Bogor-Soeta sekitar 2 jam. Iniiii...macet parah. Dua jam, dua puluh menit, akhirnya sampai di terminal keberangkatn domestik.
Sudah saya duga, antrian chek in puanjang sekali. Deg-degan pun ternyata sia sia...ihikz, pesawatnya pun delay pula.

Setelah sabar menunggu, akhirnya masuk pesawat juga. Antri di tangga masuk pintu pesawat. Saya geli sendiri mendengar pertanyaan seorang Bapak dibelakang saya, bertanya dengan pramugara "Palangka?" tanyanya.
Serasa naik comuter line aja, biasanya saya takut salah jurusan, suka tanya sesama penumpang. 
Masuk ke dalam pesawat, bener kaya comuter line, deretan iklan white kopi tertempel rapi. Persis comuter line yang semarak dengan berbagai produk barang.

Duduk di bangku sesuai nomor tiket. Sejam menunggu landing, wadehhh....akhirnya berangkat juga. Selamat tujuan setelah satu jam empat puluh menit.

Pemandang dari atas yang sungguh berbeda. Jika mengangasa di atas Jakarta, deretan rumah nan padat dan hamparan sawah berkota. Mendekati Palangka Raya, hamparan hutan dan sunggai meliuk bagai naga, semakin mendekat, hutan gersang yang tampak hingga pesawat turun dengan sempurna di Bandara Cilik Riwut.Palangka Raya

Beberapa tips perjalanan ke Bandara:
- Jika anda tinggal di Bogor, lebih cepat lebih baik, perhitungkan perjalanan dua jam lebih dari terminal Damri ke Bandara Soekarno Hatta. Perhitungkan ini tidak termasuk cek in tiket sejam sebelum. Boarding gate close 10 menit. - Belilah tiket di loket, daripada beli langsung di dalam Bus.

- Bila ingin duduk nyaman sambil mendengar musik, naik Bus Royal Eksekutif.

- Minta label jika barang di taruh di bagasi, agar barang aman dan tak tertukar

- Belilah minuman, kue atau nasi bungkus di terminal Damri, soalnya di Bandara, mihiill.
Catatan: jangan bawa nasi, ikan asin plus sambel, trus makan di pesawat. Baunya bisa heboh satu pesawat.

- Sampai di dalam bus, tunjukkan tiket Bus damri, dengan menyebut tujuan keberangkatan, nama pesawat pada petugas tiket. Jaga-jaga sapa tau ketiduran,malah bablas, ketinggalan pesawat.

- Pakai troley, gratis. Tak usah ragu -Jika barang bawaan banyak, bisa mempergunakan jasa porter. Serta tanyakan berapa jasanya.

- Chek in di tempat yang dituju. Ada khusus , tempat chek in tanpa bagasi, cepat dan tak antri. Cek in dibuka 1 jam sebelum boarding.

- Lihat gate ruang  tunggu. Jangan malu bertanya pada petugas, karena kalau salah gate, pastiii ketinggalan pesawat.

- lepaskan jam tangan, ikat pingang, dan taruh hape pada pintu pemeriksaan.

- Yang terpenting : Jangan lupa bawa tiket pesawatnya di dompet dan ID. Kalo pun tertinggal, ingatlah nomor booking tiket.

Selamat menikmati perjalanan
Senin, 22 Februari 2016.




8 comments:

  1. Saya juga sering memastikan kalau tidak salah naik pesawat. Hehehe... Suka parno orangnya. Tapi sebelum landing disebutkan berkali2 sih ya ke mana tujuan pesawat akan terbang :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagus begitu, daripada malu bertanya sesat dijalan. Daripada salah pesawat, mau turun di atas kan nggak bisa....heheeh

      Delete
  2. Selalu mewanti-wanti saat koper sudah dititipkan ke bagasi atau kalau di damri diletakkan di bawah mobil. Saya sebisa mungkin membawa barang yang bisa juga ikut ditenteng semisal ransel atau tas jinjing.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu saya ya waswas, karena banyaknya koper hilang dibagasi bus damri, sekarang diberi nomer bertempel di setiap koper kita, dan saat diambil, akan di cocokkan nomoe koper dengan nomor yang kita pegang. Lebih aman sekarang

      Delete
  3. plus jangan lupa bawa minyak angin sama obat anti mabok mak hihihihi :D itu gak pernah ketinggalan di tas ku :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Samaaa...cuman saya malah kebalik, minum anti mabok pas pesawat turun, karena maboknya malah dirumah

      Delete
  4. Saya juga sering salah CHECK IN. Hehehe....SOALNYA GA PRNH LANGGANAN SATU PESAWAT AZA. JD SERING TERLAMBAT/PENDING/CANCEL AKHRNYA :D

    ReplyDelete