Review

Thursday, February 18, 2016

Izinkan, Saya Melihat Gerhana Matahari Total Secara Langsung

Saat pagi matahari selalu datang tepat waktu, tak pernah ingkar janji sekalipun hujan badai. Lalu, saat sore, matahari tenggelam diperaduannya berganti tugas. Itulah matahari yang saya lihat sepanjang hidup ini.
Matahari adalah sumber kehidupan bagi manusia dan seluruh makhluk di bumi ini. 
Matahari adalah pusat tata surya benda-benda yang bertebaran di langit. Bumi mengitari matahari, dan bulan mengitaran bumi. 
Laskar Gerhana Matahari ( sumber by Detik.com)


Konon, manusia mengagungkan matahari, hingga menyembah Dewa Matahari, Dewa Ra sebagai dewa utama dari banyak dewa.
Hingga Allah menurunkan ayat tentang terciptanya matahari,serta bagaimana matahari dan bulan selalu bergerak sesuai perintah Allah
"Dan dia menundukkan malam dan siang, matahabri dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintahNya. 
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda(kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti (Q.S. An-Nahl:16:12) 

Tiada Tuhan, selain Allah yang berhak disembah, Maha Dzat  hakiki yang menciptakan matahari, bukan dewa.

Kebetulan saya membaca Surah Ar Rahman di malam Jumat ini. Salah satunya ayat 5 
"Matahari dan bulan(beredar) sesuai perhitungan."
Inilah yang mendukung peredaran di langit sudah ada perhitungannya, seperti kejadian gerhana Matahari Total yang akan melintasi tanah air tercinta ini. Semua ada perhitungan, hanya Allah Yang Maha Tahu.
  
Fabiaiyi allai rabbikumaa tukadz dzibaan
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu dustakan?" 

Begitu banyak rahmat nikmat yang telah diberikan Allah kepada manusia, salah satunya berbagai kejadian alam semesta...Masya Allah, banyak hikmah dari setiap kejadian ini.

Saya masih ingat kejadian gerhana matahari di tahun 1983, saya masih duduk di bangku kelas 1, Sekolah Menengah Pertama, kejadian gerhana matahari tidak seheboh sekarang, biasa-biasa saja. Adanya larangan melihat gerhana matahari total dari Pemerintah Orde Baru saat itu, hingga banyak moment terlewatkan.
Proses gerhana matahari juga saya pelajari dari buku Ilmu Pengetahuan Alam, cuman teori, melihat tidak boleh, bagaimana proses kejadian gerhana berlangsung.

Gerhana matahari total terjadi jika saat puncak gerhana, bulatan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Saat itu piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari. Ukuran piringan matahari dan bulan sendiri berubah ubah tergantung pada masing jarak bumi-bulan dan bumi-matahari...terpaksa saya lihat sumber wikipidia, masalahnya saya sudah lupa teorinya. Harap maklum.

Yang paling heboh kejadian gerhana total tahun 1988, sedikit demi sedikit saya mulai mengerti. Memang tidak ada larangan untuk melihat langsung, boleh melihat dari air yang mengenang, hingga melihat terjadi gerhana matahari dari pantulannya saja yang ada digenangan, atau melihat dengan memakai kaca mata dari negatif rol film...Entah ini teorinya dari mana, nunut blas.
Karena dogma sedari kecil, tidak boleh melihat GMT secara langsung dengan mata telanjang(maaf), bisa menyebabkan kebutaan dan kelumpuhan. Dari pada buta, saya memilih tidak melihat gerhana. 

Ketakutan saya menjadi-jadi. Di tahun 1990, saya berobat ke sebuah klinik alternatif di Ciheuleut Bogor. Seorang pasien  wanita separuh baya, matanya tidak bisa dibuka lama, jadi sebentar ditutup, sepertinya kesakitan. Sambil menunggu panggilan masuk. Ia bercerita, menurut dokter kelenjar air matanya kering. Kenapa?  tanya saya penasaran. Karena melihat gerhana matahari langsung dua tahun lalu. Kejadiannya pun tidak ia sengaja, maklum orang kampung nggak tau apa apa. Waktu itu, ia sedang mengambil jemuran di halaman, tiba-tiba langit gelap, otomatis ia melihat ke atas langit,dan menjadi silau. Sejak itu ia menderita sakit mata. Nah, dari cerita pasien itulah, semakin menjadi jadi ketakutan saya melihat gerhana matahari.

Bahkan tahun 1995, saya tidak pula antusias adanya gerhana matahari. Yang saya lakukan bersama ibu ibu mengerjakan sholat sunah gerhana di masjid Al Furqon Bogor.

Setelah 21 tahun, dan adanya penerangan dari berbagai media massa serta adanya blog membuat phobia saya menyusut surut. Baru sadar, bahwa kejadian langka yang baru terjadi lagi setelah 21 tahun. Waktu yang sangat lama, masa saya lewatkan begitu saya. Bagaimanakah saya akan bercerita dengan cucu -cucu saya nanti, tentang tahun terjadinya gerhana matahari yang terjadi di Indonesia. Apa cuman diam saja, tentunya saya nggak mau disebut Grandma yang nggak tau apa-apa, nggak seru banget. Dan, mungkin saja saya tak sempat lagi melihat gerhana matahari di tahun-tahun berikutnya. 

Fenomena alam ini akan terjadi 9 Maret 2016, dan akan berlangsung di beberapa bagian tanah air. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, ada beberapa daratan yang akan di lewati gerhana total di Indonesia. Wilayah tersebut antara lain Palembang, Bangka Belitung, Palangka Raya, Palu, Ternate dan Tidore. 

Untuk menyambut kejadian langka ini, gerhana matahari total tanggal 9 Maret 2016, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memusatkan acara di Pantai Terentang, berada di kabupaten Bangka Tengah.
Menurut, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, akan diperkirakan lima ribu  wisatawan domestik dan seratus ribu wisatawan manca  berburu gerhana matahari 2016.  

Begitu antusian menyambut gerhana matahari total, banyak pula  travel wisata menawarkan untuk bisa menyaksikan langsung fenomena alam ini. 
Ini sungguh membuat saya bersemangat untuk ikut serta menjadi bagian #laskar Gerhana Detik Com. dari 20 bogger yang beruntung. Sapa tau salah satu yang beruntung...*Maunya*. Sapa tau, tidak ada yang tidak mungkin. Karena hanya Allah yang menentukan apa yang akan terjadi.

Semoga Allah meberikan kesempatan dan kesehatan kepada saya. Izinkanlah saya melihat gerhana matahari total secara langsung di titik-titik yang dilewati gerhana. Semoga, kejadian ini menambah ketaqwaan saya akan keagungan Allah. Menjadikan hikmah dibalik peristiwa kejadian dalam semesta. 

Sumber: http://news.detik.com/berita/3136919/pantai-terentang-jadi-pusat-acara-gerhana-2016-di-bangka

8 comments:

  1. Peristiwa langka ini jangan sampai luput utk diabadikan.. Krn siklusnya lama banget ya Mba.. Kebetulan aku tinggal di Palembang juga ntar jgn sampai lewat mengabadikan peristiwa gerhana matahari total ini..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, mbak Rita tinggal di Palembang. Saya ingin sekali ke Palembang, makanannya enak-enak kayanya

      Delete
  2. Keren, semoga bisa menyaksikannya fenomena langka ini.

    ReplyDelete
  3. Keren, semoga bisa menyaksikannya fenomena langka ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tenyata, saya hanya bisa melihat Gerhana Matahari Parsial dari kota saya Bogor

      Delete
  4. cakeep, mudah-mudahan bisa menyaksikan fenomena alam yang dahsyat ini ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah masih diberi waktu dan kesempatan hingga bisa melihat gerhana sekalipun dari Bogor.

      Delete