"Tell me! what's in your bag?"
Sapa takut, saya siap!
Eh! baru nyadar eikeh, apa saja yang ada di dalam tas saya, karena eh! karena, selama ini, saya tidak pernah perduli isi tas saya, paling isinya rata-rata sama, dompet uang, kartu indentitas, masa isinya centong nasi, gayung...Sebentar, sapa tau, bisa jadi isi lain daripada yang lain. Seperti pepatah mengatakan, rambut sama hitam, dalamnya isi kepala sapa tau. Demikian juga tas, bisa jadi tasnya sama warna dan bentuknya, isinya pastilah beda-beda.
Eh! baru nyadar eikeh, apa saja yang ada di dalam tas saya, karena eh! karena, selama ini, saya tidak pernah perduli isi tas saya, paling isinya rata-rata sama, dompet uang, kartu indentitas, masa isinya centong nasi, gayung...Sebentar, sapa tau, bisa jadi isi lain daripada yang lain. Seperti pepatah mengatakan, rambut sama hitam, dalamnya isi kepala sapa tau. Demikian juga tas, bisa jadi tasnya sama warna dan bentuknya, isinya pastilah beda-beda.
Katanya sih, Isi tas juga mencerminkan kepribadian seseorang; cuek, penuh perhatian, keibuan, tomboi, atau ala-apalah.
Ngeubrakk isi tas saya, cuman terjadi waktu di bandara Internasional saja, untuk diperiksa petugas. Itupun isi tas sudah dipersiapkan dengan sangat teliti, takutnya ada benda haram, bisa-bisa eikeh ketangkep. Sangking takutnya ada apa-apa di Bandara, saya males bawa bedak tabur, entar disangka bubuk narkoba, atau apalah...*Berlebihhhan* Hehehe, saya memang termasuk ribet dan kurang enjoy.
Yang pasti, ya Boo, tas saya wajib berukuran besar berbentuk Shouder bag, talinya harus enak dicantol di bahu. Alasan memilih tas besar karena memuat banyak barang serta disesuaikan dengan my body...*body super, edisi terbatas, beginilahhh..nasib!*
Soalnya, ya, kalau saya memakai tas terlalu kecil, bisa-bisa tenggelem dengan tubuh saya...nggak cucoklah.
Pokoknya , tas saya harus ukuran besar, ya...*Maksud, loh!* Iyalah, sapa tau ada yang mau kasih suprise. Taraaaa...lalu ngirim tas ke saya, jadi sudah tau, model dan ukurannya yang saya suka #kode.
Kadang saya sering pula kena protes anak, karena bawaan saya selalu banyakkk, kesannya tas berat banget. Memang itu, sudah menjadi kebiasaan saya dari jaman baheula. Saya memang seorang Ibu yang selalu siap siaga dalam berbagai hal, segalanya mau saya masukin dalam tas, apalagi waktu anak masih kecil, semua dibawa, jaga-jaga...Barang nggak dibutuhkan aja saya bawa juga, sapa tau diperlukan sewaktu-waktu. Sekarang nggak lagi, rada berkurang isi tas, anak sudah dewasa, bawa tas sendiri-sendiri.
Dalam hal merk tas, saya tak menganut tas branded, saya pengemar berat tas etnik baik buatan Indonesia atau negara lain.
SKIP.
Kembali ke cerita utama.
What's in your bag? Okelah, kita mulai.
Saya di panggil 'Mama' oleh anak gadis saya, bahkan teman sekantor anak saya , juga memanggil dengan Mama Een. Mau tau isi tas saya?
Hmmm...ini saya hamburkan di atas meja.
Taraaaaa, brak bruk, tumpahkan semua. Amboi nian. Ini toh isinya, mbatin sendiri.
Lalu, saya susun barang itu untuk diambil fotonya #cekrek
Hmmm...ini saya hamburkan di atas meja.
Taraaaaa, brak bruk, tumpahkan semua. Amboi nian. Ini toh isinya, mbatin sendiri.
Lalu, saya susun barang itu untuk diambil fotonya #cekrek
Inilah barang-barang yang ada di dalam tas Mama Een:
Dompet kulit.
ini penting dan harus selalu ada..isinya uang, ATM, KTP...Kartu kredit dulu punya, sekarang memang saya sengaja untuk ditelen ATM.
ini penting dan harus selalu ada..isinya uang, ATM, KTP...Kartu kredit dulu punya, sekarang memang saya sengaja untuk ditelen ATM.
Dompet manik.
Bentuknya simple dengan resleting di atas nggak banyak kantong. Isinya uang belanja dan uang koin. ini malah dompet keseharian saya, ke pasar atau ke warung, atau sekedar ngobrol sosialita ibu berdaster, dompet ini selalu akrab dikepit di ketiak. Gegara sering yakin, ada uang di dompet manik ini, kadang nggak lihat dulu isinya, langsung belanja ke warung...walah, pas mau bayar, ternyata isinya kertas nota, terpaksa nge-bon dulu,males pulang.
Bentuknya simple dengan resleting di atas nggak banyak kantong. Isinya uang belanja dan uang koin. ini malah dompet keseharian saya, ke pasar atau ke warung, atau sekedar ngobrol sosialita ibu berdaster, dompet ini selalu akrab dikepit di ketiak. Gegara sering yakin, ada uang di dompet manik ini, kadang nggak lihat dulu isinya, langsung belanja ke warung...walah, pas mau bayar, ternyata isinya kertas nota, terpaksa nge-bon dulu,males pulang.
Sapu tangan.
Kuno blas! Saya suka bawa sapu tangan dibanding tisu, buat lap lap. Sejarah saputangan saya sampai di dalam tas, ini semua peninggalan almarhum. Bapak saya, jadi diwariskan ke saya, saputangan bapak sangat banyakk...nggak beli kok, lumayan.
Kuno blas! Saya suka bawa sapu tangan dibanding tisu, buat lap lap. Sejarah saputangan saya sampai di dalam tas, ini semua peninggalan almarhum. Bapak saya, jadi diwariskan ke saya, saputangan bapak sangat banyakk...nggak beli kok, lumayan.
Payung lipat.
Bogor kota hujan, nggak hujan saja saya payungan, karena saya menganut paham "sedia payung sebelum hujan", selalu ada payung di tas saya.
Bogor kota hujan, nggak hujan saja saya payungan, karena saya menganut paham "sedia payung sebelum hujan", selalu ada payung di tas saya.
Lipstik.
Ini satu satunya kosmetik yang selalu saya bawa. Mau selfie, gincuan dulu biar cancikkk.
Ini satu satunya kosmetik yang selalu saya bawa. Mau selfie, gincuan dulu biar cancikkk.
Cermin kecil.
Bentuknya unik, bulat memiliki cermin untuk jarak normal dan dekat. Selalu saya bawa, soalnya saya memang suka bercermin. apalagi sehabis makan, takutnya ada selipan cabe merah di gigi, mengurangi pesona saya...hahaha.
Buku.
ini kebetulan nyelip. Kadang tak berguna, bawa buku, lupa bawa polpen, sama aja bohong.
ini kebetulan nyelip. Kadang tak berguna, bawa buku, lupa bawa polpen, sama aja bohong.
Deodoran
Rata-rata wanita membawa parfum, saya malah harus selalu membawa deodoran, ini kunci kepercayaan diri saya, kalo parfum cukup sekali semprot saya pakai di rumah saja.
Rata-rata wanita membawa parfum, saya malah harus selalu membawa deodoran, ini kunci kepercayaan diri saya, kalo parfum cukup sekali semprot saya pakai di rumah saja.
Inhaler, selain obat kalo flu, pusing, ini alat bagus untuk menghadapi bau tak sedap. Ada bau, terus tutup hidung, rasanya kurang sopan, trik yang lebih halus, saya langsung sedot inhaler.
Handphone.
Apalah dunia tanpa hape, kok, rasanya ada yang kurang gitu loh. Ada dua hape saya, satu smartphone untuk menulis, dan satu hape jadul, hanya untuk menelpon, sekalipun model lama, hape ini bateray tahan lama,berapa kali jatuh, juga tahan banting.
Aihhhhh....remahan kertas atau sisa kue, tas kresek dan sampah. Saya sudah tau pasti benda benda itu selalu ada didalam tas. Saya nggak suka buang sampah sembarangan, makanya semua saya masukkan ke dalam tas. Nanti sampe di rumah, baru saya sortir isi tas, buang remahan dan sampah ini.
Loh, kemana mukena...rupanya nggak kemasuk di dalam tas, Ya Sutralah, biasanya sih selalu bawa.
Wuihhh, banyak juga, nggak nyadar dalamnya isi tas sendiri, tapi masih normal menurut saya. Bayangkan kalo isi tas saya, ada ular sanca...bisa hebohkan. Untung isinya aman-aman saja.
Wuihhh, banyak juga, nggak nyadar dalamnya isi tas sendiri, tapi masih normal menurut saya. Bayangkan kalo isi tas saya, ada ular sanca...bisa hebohkan. Untung isinya aman-aman saja.
Jadi inget waktu di Palangka Raya 24 tahun yang lalu...ini cerita nyata, antara tas dan ular.
Jelang sehari acara Wisuda sarjana. Mertua dan adik ipar datang dari Sampit untuk menghadiri acara tersebut. Di depan pintu, kami saling berpelukan melepas kangen, maklumlah jarang bertemu karena berlainan kota.
Tas dan koper ditaruh begitu saja di lantai, dibawah bonsai pohon beringin di teras rumah.
Karena lelah, adik ipar langsung istirahat di kamar, tiba-tiba terdengar jeritan ketakutan, "Ularrrrr"
Karena lelah, adik ipar langsung istirahat di kamar, tiba-tiba terdengar jeritan ketakutan, "Ularrrrr"
Seekor ular panjangnya setengah meter berwarna hitam, melata kemana mana, seperti ikutan panik.
Aneh, ular dari mana, batin saya. Serumahpun heboh, mengejar ular di kamar itu. Baru beberapa menit, ular itu menghilang. Lenyap...Dicari di setiap sudut, nggak ada. Hilang.
Aneh, ular dari mana, batin saya. Serumahpun heboh, mengejar ular di kamar itu. Baru beberapa menit, ular itu menghilang. Lenyap...Dicari di setiap sudut, nggak ada. Hilang.
"Ini pasti ular siluman," ujar mertua sambil mengambil tasnya yang tergeletak di lantai, lalu dikepit di ketiaknya.
Kenapa juga, tas dibawa-bawa, mungkin ada uangnya, batin saya, Kebetulan sanak saudara yang datang banyak...mungkin jaga-jaga.
Kenapa juga, tas dibawa-bawa, mungkin ada uangnya, batin saya, Kebetulan sanak saudara yang datang banyak...mungkin jaga-jaga.
15 menit kemudian.
"En, sudahkah dibooking tukang salonnya, Mamah handak besanggul isukkan" tanya Mama dalam bahasa Banjar.
"Sudahhh, Ma."
Kemudian Mama membuka tasnya, "Ini nah sanggul, Mmmm..aaa" Belum kalimat selesai, Mama keringat dingin, melihat isi dalam tasnya "Uuuuu....larrrrr"
Kemudian Mama membuka tasnya, "Ini nah sanggul, Mmmm..aaa" Belum kalimat selesai, Mama keringat dingin, melihat isi dalam tasnya "Uuuuu....larrrrr"
tas dilempar sekuatnya. Ular terlempar, jatuh menghantam lantai.
Ternyata, ular yang dicari melingkar di dalam sanggul. Ya ampun, jadi selama 15 menit itu, ular dikepit di ketiak Mama di dalam tasnya.
Ini bukan ular siluman yang dituduhkan tadi. Kemungkinan ular masuk ke dalam tas Mama waktu ditaruh dibawah pohon beringin di teras rumah tadi. Mungkin, sanggul mama dikira sarang yang nyaman untuk tinggal.
Langsung ular bergerak cepat keluar pintu, saya biarkan saja, nggak berbisa ini.
Langsung ular bergerak cepat keluar pintu, saya biarkan saja, nggak berbisa ini.
Jadi pelajaran, jangan menaruh tas sembarangan, bisa bikin heboh seisi rumah. Untung, bukan ular cobra...*Masih untung juga, Indonesia banget.
Oh, ternyata, setiap isi tas selalu punya kenangan dan kesan tersendiri.
Punten, saatnya beberes isi tas dulu.
Salam manis dari Mama Een.
Punten, saatnya beberes isi tas dulu.
Salam manis dari Mama Een.
waduh, 15 menit si uler anteng dlm kempitan mama, ngeri ngeri geli gitu bayanginnya mbak..
ReplyDeleteiya jgn taruh tas sembarangan deh, en jgn lupa tutup tas. makasih share pengalamannya ya mbak, langsung catet
Mungkin, ulernya ketiduran di dalam sanggul Mama, jadi anteng nggak bergerak. Apa mungkin, gara gara panik tadi ya. Heran juga, kok diam saja. Pas dibuka...itu karena di lempar jadi keluar. Sanggulnya jaman dulu kan besar, lucunya...nggak sanggul nggak ditaruh dikotak, malah ditas, sanggulnya sudah kempes bentuknya
DeleteWalah serem...untung ularnya ga berbisa mbak. Itu lipstiknya revlon ya mbak, yang edisi just bitten kissable :D
ReplyDeleteIya, untung bukan cobra,
DeleteBenar...saya memang memakai, kosmetik rata-rata produk Revlon. Ini liptik rasanya mint.
ii ulernya horor...dikempit
ReplyDeleteUlarnya malah merasa nyaman di dalam sanggul, ketiduran sepertinya.
Deleteini ngeri ngeri lucu deh.. bisa bisanya ulernya ngedekem di sanggul x'D
ReplyDeleteHeheee....ya begitulah, rada aneh juga...kok bisa begitu
DeleteYa ampuun.. ngeri bangeet. Pas nyadar udah kekepin ular di ketek ;D
ReplyDeletePasti heboh banget ya mbak. Ngeri-ngeri sedap,hahaha.
Btw makasih udah ikutan. Makasih udah berbagi isi tasnya :)
Hihihih
Deletemaksih juga sudah bertamu dimari ya Uni
wow masih suka pakai saputangan
ReplyDelete