Review

Monday, January 18, 2016

Kue Ipau, Wadai Khas Banjar

Sore kala itu,  menjelang senja, menunggu waktu buka puasa. Ditepian sungai Miai, samping rumah di Pondok Kelapa jalan Sultan Adam, Banjarmasin, menghabiskan waktu menunggu buka.

"Handak menukar wadai Ipau kah?" tawar penjual wadai(kue)  dalam bahasa Banjar, artinya: Mau membeli kue Ipau ya? 

"Ipau," nama yang terdengar asing," Piankah, Acil Ipau?" balik saya bertanya. 

"Kadaaaaa, ini nah, wadai Ipau," 

Penjual kue menunjuk ke nampan dari almunium, berisi tumpukan dadar yang di atasnya, disiram santan kental berwarna putih pucat, tercium bau harum  taburan bawang merah goreng dan irisan seledri. 
Kue yang berhampar besar,  dadar tumpuk menumpuk selang seling isian dari daging cincang. Kue Ipau, dipotong kotak-kotak, sungguh mengoda, aroma wangi dan gurih mengundang untuk membelinya.

"Ulun menukar dua butinglah, Cil," Dua bungkus wadai Ipau saya bawa pulang, sambil menelan liur.
Jujur, itulah sejarah saya mengenal kue Ipau,  dua hari menjelang lebaran dii Banjarmasin.

Ipau...
Tadi saya pikir,  itu nama panggilan untuk perempuan Banjar. Menjadi kebiasaan masyarakat Banjar, kalau memanggil seseorang, selalu di dahului dengan huruf vokal (i). Contoh, Noorhasanah, jadi Inor( baca Inur). Sebagian orang Banjar mengucapkan hurup O menjadi hurup U, huruf E menjadi I. Een menjadi Iin. Dahlia jadi Idah, ini terjadi jika huruf depan(awal) huruf mati, hingga nama panggilan, awalnya di tambah huruf vokal i. Seperti juga Pauziah, dipanggil Ipau.
Sejarah penamaan kue Ipau pun tidak diketahui asal muasalnya, yang pasti kue ini sangat populer dikalangan keturunan Arab Banjar. Sapa tau juga, dulu yang membuat resep kue ini Pauzial, jadi dinamakan Kue(wadai) Ipau. 

Kue Ipau, jarang ditemukan dihari biasa lebih sering dijual untuk makanan ringan berbuka bulan Ramadhan.
Perlu diketahui, ciri khas kue- kue Banjar  seperti wadai bingka, hantaran tatak, srikaya, rata-rata terasa (sangat)manis, saya yang sudah manis akan bertambah manis jika terus makan yang manis-manis *ahaiiii*
Kue Ipau bisa menjadi alternatif lain karena rasanya asin gurih. Kebetulan anak gadis saya sukaaaa sekali dengan kue ini, penyajian dan rasanya mirip lasagna. Topingnya saja yang berbeda, lasagna mengunakan mayones sedang si Ipau memakai toping santan kanil gurih, taburan bawang  merah goreng. Tradisional banget, saya lebih suka kue ipau dibanding lasagna.

Semenjak pindah ke Bogor, saya lebih sering membuat sendiri kue Ipau. Cara membuatnya sangat mudah, nggak perlu lagi menunggu bulan Puasa. Gampang sekali, hanya  membutuhkan beberapa lembar dadar tepung(kulit) dan isian. Untuk isianpun, saya keluar dari pakem aslinya,  isian bisa di variasikan dari bahan apa saja, seperti rogout ayam atau cincang daging sapi. Untuk proses akhir, kue bisa tidak kukus atau dikukus, suka-suka.

Yuk, mari kita mulai, dari bahan-bahan Kue Ipaum

Kulit:
- 300 gram tepung terigu (menghasilkan 6 buah dadar)
-  2 butir telur
- 100 ml susu cair
- Mentega untuk mengoles wajan anti lengket.
Aduk lepas 2 butir telur, masukkan tepung dan susu cair. Campur hingga merata dan tidak mengumpal. Setelah adonan licin, buatlah dadar di atas wajan anti lengket yang sudah diolesi mentega. Sisihkan Dadar tepung.

Isian:
- 3 buah Wortel, potong kotak kecil.
- 3 buah kentang potong kotak kecil kecil
- Daging ayam rebus, potong kecil (jumlahnya sesuai selera)
- 100 ml Susu cair
- 2 sdm tepung terigu
- 3 siung bawang putih, cingcang halus
- 1 buah Bawang bombai, cincang
- Merica, penyedap, garam dan gula,  dan mentega untuk menumis.

Panaskan mentega, tumis bawang putih hingga harum, masukkan bawang bombai hingga berubah warna.
Tumis wortel, kentang dan ayam. Campur susu cair dan tepung, aduk rata masukan adonan isian.
Masak isian matang sampai  meletup-letup,  aduk hingga isian masak dan  mengental.

*Bahan tambahan*
- 3 butir telur rebus, diiris tipis.
- Irisan tipis seledri.
- bawang merah goreng.
- Santan kental(kanil) yan diberi sejumput garam sedikit gula.

Setelah semua bahan matang, dadar, isian rogut dan bahan tambahan. 
Tata di wadah seperti piring atau nampan almunium.Taruh dadar, beri isian, atur potongan telur rebus, tutup kembali dengan dadar dan isian, lakukan sampai tumpukan dadar habis.
Proses akhir,  kue ipau bisa langsung dimakan atau dikukus, (saya tidak dikukus). 
Terakhir tumpukan dadar kue ipau, di siram dengan santan kental, taburan bawang merah goreng dan seledri.

Potong kue Ipau, nikmatilah, rasanya gurih lagi mengenyangkan. Saya suka menambahkan saus sambal cabe merah botolan.
Nyaman banar, kata orang banyak, enakkk sekali
Selamat mencoba.
kue Ipau, wadai khas Banjar.

22 comments:

  1. kalau seperti ini cocok buat sarapan dan gak harus makan nasi lagi kayaknya udah kenyang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. cocok sekali, bisa buat banyak taruh dikulka Kalo pagi, bs dipanaskan di open atau kukus ulang.

      Delete
  2. Baca dan liat penampakan wadai ipaunya langsung terbit air liur.. :)

    ReplyDelete
  3. Favorit sy banget. Alhamdulillah di luar Ramadan ada yang jual ini. Jadi ga perlu nunggu ramadan :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena sy di Bogor, kaadag di Cirebon, jauh dari Banjarmasin, terpaksa bikin sendiri

      Delete
  4. Kue Ipau, pingin tau rasanya

    di Medan belum ada yang buat..

    ReplyDelete
    Replies
    1. rasanya mirip lagsana dari Italia

      ini versi tradisional, made in Indonsia

      Delete
  5. Kelihatannya enak.
    Kalau dijual di Bogor, bisa jadi jajanan unik. ^^

    ReplyDelete
  6. waduh, saya suku banjar tinggal di balikpapan, nggak tau makanan beginian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang ini makanan sering dijumpai di keturunan Arab Banjar khusus di bln Ramadhan

      Delete
  7. Wah menarik, nambah wawasan kuliner Indonesia. Karena dadarnya gurih, seharusnya bisa diangkat sebagai local version dari pancake nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. dadarnya isa ditumpuk tumpuk dgn isian atau digulung. beda dgn pancake yg tebal dan manuis, ipau sangat gurih

      Delete
  8. nyamannyaa iiiiih........ *beliuraaaan* hihihihi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kacarlah ding.
      Mambuat sorangan, jauh dari Banjar pang. Mun parak, menukarai...

      Delete
  9. Kayanya mirip-mirip lasagna ya mba, adonan dasarnya mirip mi memang ya. kapan-kapan bikin yuuk

    ReplyDelete
  10. Skrg aq lagi pesen 2 loyang buat buka puasa... Enak bgt tauuuuuu.nyumiiiii

    ReplyDelete
    Replies
    1. enaknya kalo ada yang jual, la saya harus bikin sendiri

      Delete
  11. Kalo bulan puasa ga makan ini kayanya sayang banget. Soalnya cuma jualan pas ramadhan aja.
    Paling suka yang ada di kampung arab banjarmasin. Ntar coba bikin sendiri pake resep pian yaa :)

    ReplyDelete