Sore kala itu, menjelang senja, menunggu waktu buka puasa. Ditepian sungai Miai, samping rumah di Pondok Kelapa jalan Sultan Adam, Banjarmasin, menghabiskan waktu menunggu buka.
"Handak menukar wadai Ipau kah?" tawar penjual wadai(kue) dalam bahasa Banjar, artinya: Mau membeli kue Ipau ya?
"Ipau," nama yang terdengar asing," Piankah, Acil Ipau?" balik saya bertanya.
Penjual kue menunjuk ke nampan dari almunium, berisi tumpukan dadar yang di atasnya, disiram santan kental berwarna putih pucat, tercium bau harum taburan bawang merah goreng dan irisan seledri.
Kue yang berhampar besar, dadar tumpuk menumpuk selang seling isian dari daging cincang. Kue Ipau, dipotong kotak-kotak, sungguh mengoda, aroma wangi dan gurih mengundang untuk membelinya.
"Ulun menukar dua butinglah, Cil," Dua bungkus wadai Ipau saya bawa pulang, sambil menelan liur.
Jujur, itulah sejarah saya mengenal kue Ipau, dua hari menjelang lebaran dii Banjarmasin.
Ipau...
Tadi saya pikir, itu nama panggilan untuk perempuan Banjar. Menjadi kebiasaan masyarakat Banjar, kalau memanggil seseorang, selalu di dahului dengan huruf vokal (i). Contoh, Noorhasanah, jadi Inor( baca Inur). Sebagian orang Banjar mengucapkan hurup O menjadi hurup U, huruf E menjadi I. Een menjadi Iin. Dahlia jadi Idah, ini terjadi jika huruf depan(awal) huruf mati, hingga nama panggilan, awalnya di tambah huruf vokal i. Seperti juga Pauziah, dipanggil Ipau.
Tadi saya pikir, itu nama panggilan untuk perempuan Banjar. Menjadi kebiasaan masyarakat Banjar, kalau memanggil seseorang, selalu di dahului dengan huruf vokal (i). Contoh, Noorhasanah, jadi Inor( baca Inur). Sebagian orang Banjar mengucapkan hurup O menjadi hurup U, huruf E menjadi I. Een menjadi Iin. Dahlia jadi Idah, ini terjadi jika huruf depan(awal) huruf mati, hingga nama panggilan, awalnya di tambah huruf vokal i. Seperti juga Pauziah, dipanggil Ipau.
Sejarah penamaan kue Ipau pun tidak diketahui asal muasalnya, yang pasti kue ini sangat populer dikalangan keturunan Arab Banjar. Sapa tau juga, dulu yang membuat resep kue ini Pauzial, jadi dinamakan Kue(wadai) Ipau.
Kue Ipau, jarang ditemukan dihari biasa lebih sering dijual untuk makanan ringan berbuka bulan Ramadhan.
Perlu diketahui, ciri khas kue- kue Banjar seperti wadai bingka, hantaran tatak, srikaya, rata-rata terasa (sangat)manis, saya yang sudah manis akan bertambah manis jika terus makan yang manis-manis *ahaiiii*
Kue Ipau bisa menjadi alternatif lain karena rasanya asin gurih. Kebetulan anak gadis saya sukaaaa sekali dengan kue ini, penyajian dan rasanya mirip lasagna. Topingnya saja yang berbeda, lasagna mengunakan mayones sedang si Ipau memakai toping santan kanil gurih, taburan bawang merah goreng. Tradisional banget, saya lebih suka kue ipau dibanding lasagna.
Kue Ipau bisa menjadi alternatif lain karena rasanya asin gurih. Kebetulan anak gadis saya sukaaaa sekali dengan kue ini, penyajian dan rasanya mirip lasagna. Topingnya saja yang berbeda, lasagna mengunakan mayones sedang si Ipau memakai toping santan kanil gurih, taburan bawang merah goreng. Tradisional banget, saya lebih suka kue ipau dibanding lasagna.
Semenjak pindah ke Bogor, saya lebih sering membuat sendiri kue Ipau. Cara membuatnya sangat mudah, nggak perlu lagi menunggu bulan Puasa. Gampang sekali, hanya membutuhkan beberapa lembar dadar tepung(kulit) dan isian. Untuk isianpun, saya keluar dari pakem aslinya, isian bisa di variasikan dari bahan apa saja, seperti rogout ayam atau cincang daging sapi. Untuk proses akhir, kue bisa tidak kukus atau dikukus, suka-suka.
Yuk, mari kita mulai, dari bahan-bahan Kue Ipaum
Kulit:
- 300 gram tepung terigu (menghasilkan 6 buah dadar)
- 2 butir telur
- 100 ml susu cair
- Mentega untuk mengoles wajan anti lengket.
- 300 gram tepung terigu (menghasilkan 6 buah dadar)
- 2 butir telur
- 100 ml susu cair
- Mentega untuk mengoles wajan anti lengket.
Aduk lepas 2 butir telur, masukkan tepung dan susu cair. Campur hingga merata dan tidak mengumpal. Setelah adonan licin, buatlah dadar di atas wajan anti lengket yang sudah diolesi mentega. Sisihkan Dadar tepung.
Isian:
- 3 buah Wortel, potong kotak kecil.
- 3 buah kentang potong kotak kecil kecil
- Daging ayam rebus, potong kecil (jumlahnya sesuai selera)
- 100 ml Susu cair
- 2 sdm tepung terigu
- 3 siung bawang putih, cingcang halus
- 1 buah Bawang bombai, cincang
- Merica, penyedap, garam dan gula, dan mentega untuk menumis.
- 3 buah kentang potong kotak kecil kecil
- Daging ayam rebus, potong kecil (jumlahnya sesuai selera)
- 100 ml Susu cair
- 2 sdm tepung terigu
- 3 siung bawang putih, cingcang halus
- 1 buah Bawang bombai, cincang
- Merica, penyedap, garam dan gula, dan mentega untuk menumis.
Panaskan mentega, tumis bawang putih hingga harum, masukkan bawang bombai hingga berubah warna.
Tumis wortel, kentang dan ayam. Campur susu cair dan tepung, aduk rata masukan adonan isian.
Masak isian matang sampai meletup-letup, aduk hingga isian masak dan mengental.
Tumis wortel, kentang dan ayam. Campur susu cair dan tepung, aduk rata masukan adonan isian.
Masak isian matang sampai meletup-letup, aduk hingga isian masak dan mengental.
*Bahan tambahan*
- 3 butir telur rebus, diiris tipis.
- Irisan tipis seledri.
- bawang merah goreng.
- Santan kental(kanil) yan diberi sejumput garam sedikit gula.
- 3 butir telur rebus, diiris tipis.
- Irisan tipis seledri.
- bawang merah goreng.
- Santan kental(kanil) yan diberi sejumput garam sedikit gula.
Setelah semua bahan matang, dadar, isian rogut dan bahan tambahan.
Tata di wadah seperti piring atau nampan almunium.Taruh dadar, beri isian, atur potongan telur rebus, tutup kembali dengan dadar dan isian, lakukan sampai tumpukan dadar habis.
Proses akhir, kue ipau bisa langsung dimakan atau dikukus, (saya tidak dikukus).
Proses akhir, kue ipau bisa langsung dimakan atau dikukus, (saya tidak dikukus).
Terakhir tumpukan dadar kue ipau, di siram dengan santan kental, taburan bawang merah goreng dan seledri.
Potong kue Ipau, nikmatilah, rasanya gurih lagi mengenyangkan. Saya suka menambahkan saus sambal cabe merah botolan.
Nyaman banar, kata orang banyak, enakkk sekali
Nyaman banar, kata orang banyak, enakkk sekali
Selamat mencoba.
kue Ipau, wadai khas Banjar.
kue Ipau, wadai khas Banjar.
kalau seperti ini cocok buat sarapan dan gak harus makan nasi lagi kayaknya udah kenyang :)
ReplyDeletecocok sekali, bisa buat banyak taruh dikulka Kalo pagi, bs dipanaskan di open atau kukus ulang.
DeleteBaca dan liat penampakan wadai ipaunya langsung terbit air liur.. :)
ReplyDeleteenak banget..*sembari ngasuh sepotong
DeleteFavorit sy banget. Alhamdulillah di luar Ramadan ada yang jual ini. Jadi ga perlu nunggu ramadan :-)
ReplyDeletekarena sy di Bogor, kaadag di Cirebon, jauh dari Banjarmasin, terpaksa bikin sendiri
DeleteKue Ipau, pingin tau rasanya
ReplyDeletedi Medan belum ada yang buat..
rasanya mirip lagsana dari Italia
Deleteini versi tradisional, made in Indonsia
Kelihatannya enak.
ReplyDeleteKalau dijual di Bogor, bisa jadi jajanan unik. ^^
kalo ada bazar, sy bisa ikutan ya
Deletewaduh, saya suku banjar tinggal di balikpapan, nggak tau makanan beginian.
ReplyDeletememang ini makanan sering dijumpai di keturunan Arab Banjar khusus di bln Ramadhan
DeleteWah menarik, nambah wawasan kuliner Indonesia. Karena dadarnya gurih, seharusnya bisa diangkat sebagai local version dari pancake nih
ReplyDeletedadarnya isa ditumpuk tumpuk dgn isian atau digulung. beda dgn pancake yg tebal dan manuis, ipau sangat gurih
Deletenyamannyaa iiiiih........ *beliuraaaan* hihihihi...
ReplyDeletekacarlah ding.
DeleteMambuat sorangan, jauh dari Banjar pang. Mun parak, menukarai...
Kayanya mirip-mirip lasagna ya mba, adonan dasarnya mirip mi memang ya. kapan-kapan bikin yuuk
ReplyDeleteBoleh, gampang kok, kalau ada waktu ya
DeleteSkrg aq lagi pesen 2 loyang buat buka puasa... Enak bgt tauuuuuu.nyumiiiii
ReplyDeleteenaknya kalo ada yang jual, la saya harus bikin sendiri
DeleteKalo bulan puasa ga makan ini kayanya sayang banget. Soalnya cuma jualan pas ramadhan aja.
ReplyDeletePaling suka yang ada di kampung arab banjarmasin. Ntar coba bikin sendiri pake resep pian yaa :)
silahkan...resepnya semoga bermanfaat
Delete