Pagi Minggu, leyeh-leyeh buat semua orang, khusus yang bekerja sepanjang lima hari kerja, Sabtu dan Minggu, hari yang ditunggu untuk bales dendam, bersantai ria, tidur seharian.
Tapi tidak, buat ibu setengah baya ini.
Penampakan Sate Cungkring yang aduhai |
"Bu hajiiiii, cungkringg" teriaknya dari pagar rumah yang masih terkunci.
Senyum lebarnya yang sudah ku kenal semenjak pindah ke Bogor 18 tahun yang lalu. Tak ada yang berubah dari perawakannya, kecilll.
Senyum lebarnya yang sudah ku kenal semenjak pindah ke Bogor 18 tahun yang lalu. Tak ada yang berubah dari perawakannya, kecilll.
Sebenarnya, rada malas untuk beli, cuman, kasihan saja. Kasihan padanya yang bekerja keras sejak sebelum subuh.
Cepat saya buka kunci pagar, membantunya menurunkan dagangan yang di taruh di tampah bambu di atas kepalanya.
Biasanya, dagangan di taruh di lantai, takut diserbu kucing, saya kasih kursi untuk menaruh dagangannya.
Senyum lebar Bi Inez, pembeli adalah raja... |
Inez, namanya keren, kata anak saya, seperti nama-nama pemain telenovela dari Brasil.
INEZ.
Nama aslinya, Enes, tapi kebiasaan dipanggil Inez, bukan salah Enes, tapi buibu aja, yang terus menerus memanggil Inez.
Dia janda beranak lima, rumahnya di daerah Cibuliar, jauhhh sekali. Rumah sangat sederhana.
Dia janda beranak lima, rumahnya di daerah Cibuliar, jauhhh sekali. Rumah sangat sederhana.
Bi Inez menjual cungkring, lontong atau buras, gorengan berupa tempe dibalur tepung terigu, bala-bala, perkedel oncom, tape hitam dan uli.
Mendengar cungkring, pasti terpikir, sosok berbadan tinggi kurus kering, punggungnya sampai melengkung. Sosok mirip Petruk dalam Punakawan Pewayangan. Ada benarnya juga, Cungkring nama lain Petruk, anak Semar dalam Pewayangan Cirebon.
Cungkring yang dijual Bu Inez, beda lagi. Sate Cungkring berbahan utama dari kulit sapi, kikil dari hidungnya sapi. Di Bogor di namakan cungkring.
Cungkring di rebus kemudian dipotong kecil segi empat. Baru ditumis dengan bumbu kuning. Cungkring di tusuk menjadi sate. Proses akhir, sate cungkring disiram saos kacang yang berwarna kuning. Rasanya khas sekali, rasa kunyitnya nyengit sekali. Kuliner ini, cuman ada di Bogor, sate cungkring.
Cungkring dinikmati dengan dengan lontong dan gorengan. Cocok untuk sarapan pagi. Satu tusuk sate dihargai Rp. 1.000,- murah meriah. Jajanan yang sering dijajakan oleh ibu-ibu dengan tampah di atas kepala seperti Bi Inez.
Tak dibeli, kasihan, mencari rezeki dari pagi.
Tak kenal lelah berjalan, walau hasil tak banyak yang penting halal.
Itulah, yang saya lihat dari wajah Bi Inez, tak pernah lepas dari senyum lebarnya.
Apapun permainan dunia dihadapi dengan sabar.
"Kumaha engke we."
Bagaimana nanti saja, katanya, setiap menghadapi masalah, pasti Allah selalu memberi jalan...Selalu saya terharu, mendengar kalimatnya, sekalipun orang kecil tak punya, saya selalu menghargainya. Belajar darinya, karena dia pasti telah banyak belajar dari perjalanan hidupnya.
Apalah saya, anak kemarin sore.
"Kumaha engke we."
Bagaimana nanti saja, katanya, setiap menghadapi masalah, pasti Allah selalu memberi jalan...Selalu saya terharu, mendengar kalimatnya, sekalipun orang kecil tak punya, saya selalu menghargainya. Belajar darinya, karena dia pasti telah banyak belajar dari perjalanan hidupnya.
Apalah saya, anak kemarin sore.
Sambil membantu memgangkat tampah di atas kepalanya, Bi Inez berlalu, "Nuhun, Bu Hajii"
Sudah berulang kali saya suruh jangan memanggi Bu Haji, tetap saja tak berubah. Ya sudahlah, sepertinya Bi Inez suka memanggil saya dengan sebutan itu.
Pagi yang penuh cerita...
belum pernah dengar ada sate cungkring. hihi namanya lucu. Jadi pengen nyoba, keliatannya enak. Pagi-pagi ngeliat beginian, makin laper saya.
ReplyDeleteEnakk rasanya, yuk mari traveling ke Bogor, banyak kulinernya termasuk cungkring ini
Deleteenak ya Mak? saya penasaran tadi, cungkring apaan ya..
ReplyDeletemurah jualannya, kalo di kaltim gak bakal deh.
Cinggur. tapi ini lebih tipis, diberi bumbu kuning dan kacang. Yang nggak biasa, awalnya ya aneh aja. lama lama enak juga.
Deletesalam.hangat dari Bogor gasan dingsanak di Kaltim
Belum pernah coba. Jadi penasaran nih, Mak Een.
ReplyDeleteJadi penasaran ya...Main ke Bogor, kuliner yahud mbak
Deletewuaaahhh enak sepertinya ya mba.. cuma ada di bogor? kalo kapan2 main ke bogor, aku cari ah ;).. penasaran ama rasanya...
ReplyDeleteRasanya seperti kikil umumnya, yang khas perpaduan kacang dan bumbu kuningnya...rasanya enak, yang belum biasa, awalnya masih aneh pastinya
DeleteOhhhhh cungkring yang ini tuh sate dari kulit sama kikil sapi toh mak.
ReplyDeleteHehehe sempet merasa terpanggil baca tulisan cungkring *aku biasa disebut begitu* wikikik
Berarti mbak tinggi orangnya, jarang loh yang tinggi, saya tingginya rata-rata.
Deletecungkring sedikit aneh, semangatnya boleh juga semua patut mencontoh
ReplyDeleteYang biasa memang sedikit aneh, sate cungkring ini.
DeleteSaya kadang harus banyak belajar juga pada semangat bi Inez, tetap bekerja dengan giat.
Cungkring ya? hehehe. Cungkring artinya kurus, hehe.
ReplyDeleteAku ada tuh mba, bakul ikan pancingan, sering ke rumah
Suka nggak sama sate cungkring?
Deletebaru dengar ada makanan bernama cungkring :)
ReplyDeletejadi penasaran sama rasa makanannya deh :)
Penasaran, semakin mengoda untuk mencoba. Baru tau nikmatnya, kalau sudah mencoba...untuk enak dan tidak setiap orang berbeda
DeleteBaru tahu ada makanan kaya' gini. :D Kalo yang berbahan kikil, aku selalu suka. :D
ReplyDeleteKikil kulit di potong tipis, rasanya kaya yang di RM. Padang, cuman tidak bersantan, dan diberi kacang.
DeleteSaya gak pernah makan di RM Padang, Mbak. :D Kurang suka dengan rasanya.
DeleteOhhh...ya begitulah,sate kikil cunkring, saya kok susah memgambarkan rasanya ya, enak tapi khas, apalagi dulu saya dari Palangka Raya, masih asing, seperti juga sate Padang, sate cungkring, dulu belum bisa menikmati, lama lama suka
DeleteNamanya unik ya Mba.. Kalo cunkring itu mengingatkan dgn sosok orang yg tinggu kurus
ReplyDelete.hehe
Di Bogor emang kadang kuliner namanya unik, seperti: Cungkring, Doclang. Unik
Deleteenak sekali bu..kalau di tempat saya namanya "cecek"
ReplyDeleteSaya awalnya malah taunya itu kulit hanya di tumis, namanya cekcek. eeh. lama lama saya baru mengenal cungkring
Deletesepertinya enak nih
ReplyDeleteenak sekali, kalo yang suka.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteJadi ingin coba, dimana bisa beli cungkring ceu Een...
ReplyDeleteDi bogor.
Delete