Review

Sunday, January 10, 2016

Batanak Lauk Patin, Kuliner Khas Kalimantan Tengah

Saya yakin, semua sudah mengenal ikan patin. Salah satu jenis ikan berkumis dan berkulit licin, sangat populer di kalangan pencinta kuliner berbahan dasar ikan dan digemari ibu-ibu karena mengolahannya sangat mudah, rasanya pun sungguh lezat.

Kebetulan hari ini membeli ikan patin seberat 2 kilo seharga Rp 40.000,-
"Saya sampe kaget, Bu, tadi nimbang patin beratnya  sampe 8 kilo," cerita Pak Narto, penjual ikan di kampung saya, ds Cikalahang, Cirebon, Jawa Barat.

Aahhh...itu mah kecil, di Palangka Raya, jaman saya kecil dulu berat ikan patin sungai bisa mencapai 15 kilogram lebih. Biasanya, saya membeli ikan di Pasar Besar. Ikan patin tergeletak sebesar hiu, motongnya aja pake kampak besar.
Ikan patin sungai, berdaging lembut dan bebas duri.  Yang saya suka dari ikan patin sungai, lemaknya yang tebal, gurih berwarna kehijauan. Dulu malah saya kira warna hijau itu sabun cuci potongan cap tabe(bersalaman, bahasa Dayak). Ternyata itu lemak ikan patin.
Hari ini, saya akan memasak : Batanak lauk Patin.
Masakan khas Kalimantan Tengah.
Batanak lauk(ikan) patin, mempergunakan  bumbu kuning, serai dan laos. Pengolahannya hampir mirip dengan Juhu Asem Dayak , cuman batanak tidak memakai bahan sayuran, kuahnya sedikit dan kental.

Sebelum masak memasak, perlu  di ketahui, bahwa ikan patin memiliki keunggulan yang bermanfaat bagi kesehatan dan dapat memenuhi asupan gizi.

Keunggulan Ikan Patin:
- Jenis ikan patin mudah ditemui dengan harga terjangkau. Selain ikan patin dipancing dari sungai, sekarang banyak  budidaya ikan patin dimana-mana, hingga mudah ditemukan dan harganya terjangkau bagi lapisan masyarakat. Patin sungai memang memiliki keunggulan, rasa daging ikan lebih manis dan lemak yang banyak dibanding ikan patin hasil  budidaya.
- Daging yang lembut, gurih dan sedikit duri. 
Ini pula menjadi alasan, ikan patin menjadi ikan favorit, tidak repot memilih duri, menyisik ikan, dan rasa lembutnya yang makyus habis. Hampir seluruh bagian ikan patin dapat diolah menjadi makanan yang lezat.
- Ikan patin rendah khoresterol, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Nilai protein dan lemak jenuh ikan patin sangat tinggi, cocok untuk diet penyandang hipertensi dan mencegah serangan jantung.
Dengan keunggulan ikan patin, tak heran saya selalu gemar mengolah menjadi berbagai masakan. 

Kebetulan Mama saya dari Dayak, jadilah saya juga suka memasak masakan daerah Mama.
Mari kita mulai memasak dengan hati gembira, karena kunci utama nikmatnya masakan adalah diolah dengan segala cinta dan suka cita.

Bahan-bahan:
1 kilogram ikan patin, potong ukuran besar, agar saat diolah tidak mudah hancur.

Bumbu:
- 8 bawang merah.
- 6 siung bawang putih.
- Kemiri segengam (jika ingin kental, bisa ditambah jumlahnya)
- 3 cabe merah besar
- 8 cabe rawit (jumlahnya, suka-suka, sesuai selera level pedas)
- Seruas kunyit, dan jahe
- 3 batang serai, geprek
- Laos, bumbu penyedap
- Garam, dan gula pasir
- 3 mata asam jawa, campur air, diremas ambil airnya
- Setengah mangkuk air.
- 3 sdm minyak sayur

Cara membuat:
- Semua bumbu di ulek, kecuali serai dan laos. Saya memilih diblender, lebih praktis...*males ngulek.
- Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu hingga harum.
- Masukkan potongan ikan patin, aduk hingga bumbu merata, biarkan sebentar.
- Tambahkan air, agar bumbu benar-benar meresap, beri serai, laos, garam, gula dan penyedap secukupnya serta air asam jawa.
- Tutup wajan agar batanak lauk patin masak sempurna.

Masakan khas Kalimantan Tengah, siap disajikan dengan nasi panas.
Kuliner khas berkuah kental yang berasal dari kemiri ini rasanya luar biasa,  aroma yang khas berasal dari perpaduan rasa gurih, asam, sedikit manis dan pedas. Rasanya, jelas deh, enakkk banget, lhaiyahhh...saya yang masak *memuji diri sendiri, fomo berlebihan eikeh mah*
Setiap suap masakan khas Kalimantan Tengah ini, membuat saya lupa pada suap, suap, suap selanjutnya, pokoknya ya, jangan lupa di coba, Batanak Lauk Patin.

4 comments: