Siapakah dia?
Seorang tabib juga seorang pelayan, sekaligus guru.
Dia berdiri kokoh di antara gunung-gunung. Jika 'dia' tiada. Semua terhapus dalam badai.
Kecantikan, kecerdasan dan kelembutannya, membuat Raja jatuh cinta padanya.
"Saya beri waktu seminggu, jika berhasil menjawab pertanyaan ini. Saya bersedia menjadi selir Raja." Sung Jang Geum menunduk dan mengundurkan diri.
Seminggu berlalu. Rajapun menyerah.
"Siapakah dia, jika 'tiada' gunung-gunung runtuh tenggelam air mata" tanya Raja penasaran.
Hening.
"Dialah IBU," jawab Sung Jang Geum.
Yang menjadi dokter bagi anaknya, menyuapi, mengobati jika anaknya sakit, yang juga pelayan di rumah ; memasak, mencuci, bahkan dalam kedinginan, ia rela tak berbaju demi anaknya. Tetapi ia juga guru. Yang mengajarkan berjalan, membaca.
Dia pun sebagai pelindung sejati. Kokoh berdiri di belakang anaknya. Namun, jika ia mati, maka penuh hujan air mata anaknya. Mengenangnya. Dialah, Ibu.
(Dialog dalam serial Korea episode 70, Dae Jang Geum, Jewel in The Palace)
Mama, panggilan untuk ibuku.Kasih sayangnya sepanjang usiaku, sejak dilahirkan hingga kini. Seluruh peristiwa dalam hidup ini, lipat bertumpuk, kulalui, dalam ketegaran, karena Mamaku.
Dalam 3 Generasi, Mama, Aku dan Cucunya (Ica) |
Dua puluh enam tahun lalu, hujan lebat usai Ospek Unpar 1989. Tak henti-henti. Mahasiswa baru yang gelisah dan kikuk, tak tau bagaimana harus pulang?
Tiba-tiba, terdengar pengumuman kakak senior, " Perhatian. Panggilan mahasiswa bernama; Een Endah, ada yang menunggu di pos panitia."
Oh, Mama. Berdiri di teras kampus, badannya basah kuyup, menggigil kedinginan, sekalipun memakai jas hujan. Mama menjemputku dengan motor. Peristiwa itu selalu aku ingat hingga kini, tidak akan terlupakan. Demi anaknya, Mama menunggu sampai selesai Ospek, kemudian pulang kembali ke Jakarta.
Dua puluh tiga tahun yang lalu, sedih rasanya harus melahirkan anak pertama di kota kecil, Sampit. Jauh dari Mama. Belum ada alat komunikasi seperti sekarang, berkirim kabarpun susah sekali.
Tanpa berita, Mamaku datang sehari setelah aku bersalin. Kerudung putihnya berubah warna karena debu, perjalanan naik mobil terbuka dilalui demi anaknya.
Masakan yang dibuatnya hari itu, kumakan dengan lahap, sayur dan lauk yang terlezat kurasa. Mama menimang cucunya dengan sayang, "Ica, ini Nenek."
Panggilan sayang untuk anakku, Mamalah yang memberikan.
Empat puluh satu tahun usiaku.
Terpuruk dalam setiap episode hidup. Titik terendah kehilangan pasangan jiwa. Dunia bagai runtuh. Goyah, limbung tak bertepi.
"Masih ada Mama," Peluknya, membelai helai rambutku, mengusap bulir air mata.
"Harus kuat, harus kuat." hanya itu yang kudengar dalam isak.
Ya Allah, bagaimana jika aku kehilangannya?
Mungkin, gunung-gunung, langit dan bumi, akan tenggelam dengan airmata. Itulah, Mama, kasihnya sepanjang usia.
Tulisan ini diikutsertakan dalam
GA Sejuta Kasih Ibu
Hadiah Bouquet cantik, kupersembahkan untuk Mama tercinta, Hj Ade kusmini.
Dalam doaku untuk Mama. Ya Allah, berilah kesehatan, dan limpahan keberkahan dalam lindungan-Mu.
Berilah waktu dan kesempatanku, untuk berbakti dan merawatnya.
"Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2015"
Bagiku, tiada satu haripun, untuk tak merindukannya, *Kangen dan peluk sayang untuk Mama di kampung sana* Akhir bulan ini, anakmu akan datang menemanimu.
Tunggu ya, Ma.
Ibu ... Ibu ... Ibu ... berbahagialah bagi mereka yang masih bisa merasakan khangatnya kasih sayang ibu.
ReplyDeleteUmiiii...Mamaa.
DeleteUntung saya masih tersisa satu, Mama.
*Jangan galau begitu, ah
Umiiii...Mamaa.
DeleteUntung saya masih tersisa satu, Mama.
*Jangan galau begitu, ah
Sangat terharu membacanya, hiks..hiks...kasih sayang ibu memang tiada bandingnya,terima kasih ibu. Sukses mbak Endah tuk lomba nya...
ReplyDeleteMakasih doanya ya Mbak Murni. Kasih yang ibu tiada duanya, karena kitapun merasa, betapa sayangnya kita pada anak-anak kita.
DeleteSangat terharu membacanya, hiks..hiks...kasih sayang ibu memang tiada bandingnya,terima kasih ibu. Sukses mbak Endah tuk lomba nya...
ReplyDeleteTerima kasih, sudah bertamu ke blog saya.
DeleteIbu memang tiada duanya
Masyaallah kasih sayang mama tak luntur oleh waktu ya mba.
ReplyDeleteSemoga Allah memberikan pahala dan keberkahan setiap Mama.
Deletewah blognya keren, btw salam kenal dari www.travellingaddict.com
ReplyDeleteTerima kasihh ya Mas Budy
DeleteAwwhh.. ikutan haru.
ReplyDeleteMakasih udah memeriahkan GA Sejuta Kisah Ibu di rosimeilani.com
Terima kasih pula, diberi kesempatan mengungkapan perasaan, betapa ibu, kasihnya sepanjang usia
DeleteSemoga Ibunya bunda Een senantiasa dalam lindungan-Nya selalu, AMin.. ^_^
ReplyDeleteAamin YRA
DeleteTerima kasih
Salam hangat ya
Aku terharu baca ini. langsung ngambil tisu. kasih ibu memang tiada bandingannya ya mba. Kasihnya selalu abadi.
ReplyDeleteTerima kasih, semoga bermanfaat, tiada kasih terkuat dan tulus dari seorang ibu
DeleteWah.. aku nonton juga serial itu mba..
ReplyDeleteKasih ibu memang tiada duanya
Saya suka serial itu, dan saya catat dialognya jika mengandung filosofi, selalu membawa manfaat bagi saya
Deletesalam hangat ya dari Bogor
jadi Ibu juga harus tegar ya mba Endah supaya anaknya juga belajr tegar menghadapi berbagai persoalan hidup ya. semangat ya bu
ReplyDeleteIya, seorang ibu, akan mencontoh ibunya, untuk diteruskan kepada anaknya. Ibu adalah guru pertama bagi anaknya.
DeleteTerima kasih ya
Iya, seorang ibu, akan mencontoh ibunya, untuk diteruskan kepada anaknya. Ibu adalah guru pertama bagi anaknya.
DeleteTerima kasih ya