Ada satu makanan khas Bogor, cocok untuk santapan sarapan dan isiannya sangat minimalis, tapi...rasanya so yummy. Namanya unik, Doclang
Pernah dengar atau nggak pernah sama sekali?
Untuk warga Bogor dan sekitarnya, Doclang sudah akrab di telinga. Makanan ini, umumnya di jajakan dengan cara dipikul. Sekarang sudah banyak mempergunakan gerobak. Dijual berkeliling dari satu perumahan ke perumahan lain di pagi hari. Yang khas, Penjual Doclang tidak berteriak : Doclangg!!! tetapi memakai bunyi. Piring di pukul berulang kali dengan sendok, nah! itu tandanya penjual doclang sedang lewat di depan rumah.
Dari namanya, doclang...saya bertanya dengan berbagai sumber, hingga kini belum menemukan maknanya. Penamaan Doclang, sudah ada dari jaman baheula. Menurut saya, doclang merupakan adaptasi dari ketoprak, makanan khas Betawi. Sama berbumbu kacang, namun ketoprak memakai sayuran berupa rebusan toge panjang dan bihun. Bumbu kacang ketoprak, cara pembuatannya, di ulek diatas piring. Sedang Doclang, cara penyajian lebih praktis dengan isian yang sederhana.
Sudah bisa membayangkan Doclang Bogor?
Doclang. seperti makanan khas Indonesia berbumbu kacang tanah yang diulek halus. Terdapat perpaduan rasa yang seimbang pada bumbu kacang; rasa manis berasal dari gula merah, gurih, sedikit asam, terasa segar dan wangi dari daun jeruk. Sajian doclang, berisi menu komplit terdiri dari; irisan tipis lontong, tahu goreng setengah matang, kentang rebus(digoreng sebentar), telur ayam rebus dibelah dua, ditatadi dalam piring makan, disiram dengan bumbu kacang tanah. Untuk menambah kelezatannya, ditabur bawang merah goreng. Terakhir, di beri kerupuk.
Di dekat rumah saya, beda kelurahan saja, ada warung penjual Doclang yang berdiri sejak tahun 1995. Sudah sangat terkenal, sering di ditayangkan di beberapa stasiun swasta, serta beberapa artis ibukota sering makan di sini. Warung Doclang Bapak Odik.
Untuk mencapai warung Bapak Odik, bisa mempergunakan Angkot (angkutan kota) nomer 14. Warung terletak di pinggir jalan besar. Lokasinya mudah dijangkau, berada di jalan PasirKuda, beberapa meter dari Majelis Al Ihya, Bogor
Tempatnya tidak begitu besar, sangat sederhana dengan dinding berwarna hijau berlantai plesteran semen. Hanya ada bangku kayu panjang dan beberapa kursi plastik di tata rapi dengan meja kayu panjang bertaplak plastik. Dua buah kaleng kerupuk di taruh di depan warung, ciri khas warung doclang. Warung Bapak Odik bersih dan teduh karena ada pohon di depannya.
Cara penyajian doclang |
Menurut anaknya Pak Odik, sebelum memiliki warung ini, Pak Odik juga menjajakan doclang dengan cara dipikul dan berkeliling kampung. Beliau, baru saja meninggal tiga bulan yang lalu, warung ini diteruskan ke anaknya. Tidak ada cabang lain, kecuali di jalan Pasir Kuda ini.
Doclang Bapak Odik seperti doclang lainnya. Yang membuatnya berbeda adalah bumbu kacangnya berasal dari kacang tanah berbentuk besar dan kualitas super. Mereka tidak akan menjual doclang, kalau tidak menemukan kacang bagus, rasanya akan beda. Satu lagi, bumbu kacang, dicampur sedikit kacang mede...Rasanya gurih, manis dan berlemak. Rasa memang tak bisa bohong, harga juga berbeda, seporsi doclang lengkap di bandrol Rp 12.000,-
Keunikan lain doclang khas Bogor adalah Pesor.
Pesor adalah lontong yang dibungkus daun patat berbentuk segi empat. Inilah yang membuat bau khas lontong berbeda. Daun patat seperti daun pisang, hanya berukuran lebih kecil. Batang daun sangat lentur bisa dilipat. Cara pembuat pesor, sama denga pembuatan lontong pada umumnya. Daun patat disatukan menjadi empat lembar atau lebih, di beri aronan beras setengah matang, dibentuk menjadi segi empat, lalu diikat dengan tali rapia dan direbus dengan waktu yang lama. Ukuran pesor doclang Bapak Odik, termasuk yang paling besar. Untuk 1 liter beras saja, hanya menghasilan dua buah lontong.
Bukan bermaksud, pelit ya. Penjual doclang, umumnya mengiris tipis lontong doclang, dan tahu goreng. ini maksudnya, agar bumbu kacang meresap sempurna ke bahan isian doclang. Setelah semua siap di makan bisa ditambahkan sambal sesuai selera.
Penasaran, mau mencoba?
Datang saja ke Bogor, nikmati kuliner khas Bogor.
Yuk mariiii...Permisi, saya melanjutkan berburu kuliner lainnya.
Aku baru denger tentang doclang. Kalo ke Bogor harus nyobain nihhh
ReplyDeleteHayukk...deket rumah saya ini. Ditunggu ya
DeleteOhhh doclang Bogor ini beda dengan doclang betawi yaa. Tadi ekpektasi saya kayak doclang betawi. Kalau di Betawi, Doclang itu Beras ketan yg dikukus berisi gula merah *cmiiw
ReplyDeleteBeda doclang Bogor merupa kupat tahu disiram saus kacang. Malah saya belum pernah merasakan doclang betawi...
Deleteohh doclang itu dari bogor ya? selama ini saya pikir doclang itu dari cirebon... :)
ReplyDeleteDoclang di Bogor, sepeti kupat tahu, dengan tambahan kentang dan telur, disiram Saus. Kalo Doclang Cirebon dari daun singkong
Deleteprmh dgr sih mba, tp blm prnh nyobain... kalo baca ceritanya aku lbh suka ini drpd ketoprak spertinya, krn ga pake bihun...ada ayamnya pula ;).. kapan2 k bogor mw nyobain ah
ReplyDeleteSaya kalo makan ketoprak, minta jangan dikasih Bihun. Nah...kalau jalan ke Bogor jgn lupa mencicipi Doclang.
Deletedoclang? belum pernah dengar sama sekali :D
ReplyDeleteoya, kalo beli makanan yg ada lonongnya saya justru senang sama yg potongan kecil2..enak langsung bisa dilahap tanpa repot2 motong lagi hehe
Umumnya lontong dari daun pisang, berbentuk lonjing dan kecil. Kalau lontong daun Patat atau pesor, malah rata rata jumbo...heheh
Deleteini deket banget ama pesantren si aa. saking deketnya jadi nyantey belum pernah mampir, hihi
ReplyDeleteDeketttt banget, cuman beberapa meter. Doclang Pak Odik rasanya beda dan dijamin bersih. sekali kali atuh mampir. Saya tinggal di kelurahan Pasir Mulya, deketan
DeleteSaya malah baru tahu neh mbak jenis makanan ini
ReplyDeleteSkarang, jadi tau ya,,,ada makanan namanya Doclang.
Delete