Review

Sunday, October 11, 2015

Topeng Monyet, antara suka dan tidak suka...

Suara gamelan kecil dipukul, gendang ditabuh oleh satu orang. Iramanya, memecahkan suasana sepi, mengundang berkumpul untuk  melihat. Pagi ini tepat di depan pagar rumah, dua orang sedang duduk menabuh dan menyuruh seekor monyet kecil untuk menuruti perintah sang Pawang.
Anak-anak berkumpul,  suara gamelan sederhana berbunyi, dan artis siap beraksi. Yang aneh, malah kucing-kucing di rumah  lari ketakutan, sembunyi di atas loteng...Diam. Seakan ada musuh, lari tunggang langang.

Hmmm...Atraksi sederhana.

Topeng monyet.

Berpayung, pergi kepasar membawa keranjang (dokpri)

Buka dulu topengmu...(dokpri)
Miris melihat monyet kecil itu. Patuh menuruti perintah pawangnya atau pemilik. Monyet kecil meniru tingkah laku manusia sehari-hari. Memakai topeng bekas kepala boneka, memasukkan ke kepalanya, hingga tampak lucu. Pasti terasa panas dan susah bernafas dengan muka ditutup topeng. Namun apa daya, hanya bisa menuruti perintah. Monyet kecil lalu berjalan dengan kedua kakinya, berdiri tegak membawa payung dan keranjang untuk pergi ke pasar. Sebelumnya, ia melihat cermin, berdandan bergaya genit. Naik motor kecil dan melaju kencang. Lucu, juga sedih dibuatnya.
Tarikan tali,membuat lehernya terdonggak kesakitan, kasihan,  (dokpri)
Kasihan...
Tapi sungguh, saya tak berdaya, harus berbuat apa.
Melihat monyet kecil di ikat tali dilehernya, jika tidak mematuhi perintah, tali panjang itu dihentakkan keras oleh sang pawang, terlihat monyet itu terdonggak, karena merasa sakit.

Kasihan...
tapi kembali lagi, tak berdaya.

Sekumpulan anak balita, tampak senang sambil disuapi makan oleh ibunya, Tontonan murah meriah dan merakyat. Sambil melihat gerak-gerik monyet berekor panjang, anak-anak memberi uang Rp 1.000 dengan suka rela, ada pula yang tidak.

Topeng monyet.
Pelaku topeng monyet, sebuah tradisi kesedian...apakah harus dilestarikan?  (dokpri)
Topeng monyet,sebuah tradisi kesenian yang dikenal di Indonesia, semenjak masa penjajahan Belanda. Topeng monyet lebih banyak dijumpai  di Pulau Jawa. Sejak kecil saya sudah biasa menonton pertunjukan topeng monyet di kota Malang, Jawa Timur.  Saya taunya itu: Ledhek Kthek dan tandhak bedhes. Dalam bahasa Jawa, monyet itu dinamakan Kthek atau bedes. Bahkan, karena tontonan gratis, saya sampai ikut kemana topeng monyet beraksi. Pertunjukkan  topeng monyet memang dimainkan secara berkeliling berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Untungnya, saya tidak sesat ngikuti ledhek kthek. Semua karena kekaguman saya pada Sarimin, nama si monyet, 'Sarimin pergi kepasar'. Kadang monyet ditemani anjing. Jadi, ada atraksi Sarimin naik kuda pergi ke pasar, sekarang sudah digantikan dengan sepeda motor kecil yang dikayuh dengan kaki oleh si monyet.
Monyet, yang sering untuk topeng monyet berasal dari spesies Macaca Fascicularis (Crab eating monkey/long tailed monkey) 

Masa kecil dengan pikiran saya yang masih polos, kini saya melihat dengan cara pandang yang berbeda.
Tidak ada yang menarik dari topeng monyet. Mengeksploitasi hewan. Kasihannn.
Dipikir? siapakah yang mendatang uang.
Manusia untuk monyet, yang dikasih makan cuman dua kali sehari.
Atau monyet, yang memberi makan untuk sebulan.
monyet dijadikan sumber nafkah menghidupi keluarga...Miris.


Duduk mendekat, saya mulai bertanya.
Ternyata, Monyet ini, disewa dari pemiliknya sehari Rp. 30.000,-
Ada dua monyet yang disewakan, monyet kecil ini bernama Unyil.

Usia monyet baru 2 tahun, masa produktif sampai lima tahun.
Setelah itu? monyet akan dibiarkan, dilepas liarkan.
Kasihan, setelah dikuras tenaganya, hidup monyet terlunta lunta.

Saya pernah menonton di stasiun TV, lupa saya stasiun TV itu. Namun tetap saja saya teringat cara-cara melatih monyet agar bisa beraksi sebagi artis topeng monyet. Sadis. Menyakiti fisik hewan. Itu pendapat saya. Bayangkan, Semenjak kecil, monyet diambil dengan cara dibeli. Dilatih agar menjadii artis topeng monyet. Cara yang keras, dengan diikat, dipohon agar terbiasa berjalan tegak dengan ke dua kakinya. selain itu, cara lain untuk berdiri tegak, kedua tangan monyet diikat kebelakang dengan tali. Itu dilakukan berulang-ulang dan berjam-jam. Kadang sengaja tidak diberi makan agar menurut perintah. Selain itu, pukulan sering ditimpa ke monyet. Namanyanya juga monyet, binatang. Kadang muncul naluri liar, kalo merasa kesakitan, spontan mengigit. Banyak pula monyet yang mati karena tak kuat dilatih. Jadi, dari sekian monyet yang sudah lulus pelatihan, adalah monyet yang paling kuat bertahan. Setelah itu mereka d jual atau disewakan kepada Pelaku topeng monyet. Hari-hari kemudian, monyet akan beraksi dan duduk berjam-jam di pinggir jalan ditimpa terik matahari. Sering saya melihat diperempatan lampu merah,, monyet kecil berdiri memperagakan gerakan sholat atau gerakan yang mengundang orang yang melihat untuk memberikan sawer ke topeng monyet. Pasti teman, juga sering melihatnya kan. Kadang bingung, mau dikasih uang atau tidak. Diberi uang, topeng monyet akan terus lestari, tidak dikasih uang, monyet dan pemiliknya mau makan apa? Yang terbaik adalah memberikan pekerjaan baru pada pelaku topeng monyet, berhenti menyalahgunakan hewan sebagai barang komersiil penghasil uang.

Itulah, mengapa saya kemudian tidak suka dengan topeng monyert Ini termasuk penyiksaan kepada hewan. Saya setuju dengan penghapusan topeng monyet. Yang digagas Bapak Jokowi kala masih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada bulan Oktober 2013, menargetkan Jakarta bebas topeng monyet pada tahun 2014. Menangkap dengan cara membeli monyet-monyet tersebut dan memindahkan ke Taman Margasatwa Rangunan, dengan disediakan seluas satu hektar khusus untuk menampung hewan liar, adapun tukang topeng monyet akan diberikan pembinaan.

Realisasinya...ternyata hingga kini, topeng monyet masih banyak dijumpai.
Banyak yang pro dan kontra.
Bagi mereka pelaku topeng monyet...Monyet adalah sumber nafkah.
Bagi anak anak kecil, topeng monyet adalah pertunjukan yang disukai karena murah meriah

Bagi saya, topeng monyet, bentuk penyiksaan fisik pada hewan.
Terserah apa kata anda.

Kembali pada nurani masing-masing.
Topeng monyet, anda boleh memilih; suka atau tidak suka.



*Diambil dari berbagai sumber.

8 comments:

  1. Ei, kalo ada topeng monyet ga berani mendekat, takut monyetnya tiba2 ngamuk. Iya mak, setuju kalo latihannya jadi penyiksaan fisik pada hewan. Kira-kira kalo di tempat2 wisata kayak taman safari gitu, latihannya lebih "lunak" ngga ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. nggak tau ya, malah di taman mini, depan wahana aquarium, ada topeng monyet dari pihak wahana taman mini. Monyetnya kecillll, kasihan banget...susah deh, kaya eikeh, selalu kesihan muluuu

      Delete
  2. Di kampung2 di Jakarta masih banyak mak topeng monyet,kesian monyetnya. Semoga kelak di Jakarta khususnya udah bener2 ngga ada dan monyet2nya kembali ke habitat yg sebenarnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu pula harapan kita semua, Selain itu pelaku topeng monyet dapat memperoleh pekerjaan baru, tanpa mengesploitasi hewan.

      Salam hangat

      Delete
  3. kasian mak kalo monyetnya terus2an diekplor gitu ya.iyah kalo ngelatihnya gak pake kekerasan..duuh baru tau gini aku, kelakuan monyetbyg menggemaskan itu,berasal dari latihan yg keras ya..tak patut..tak patut...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kasihannn lihatnya, mungkin kalo bisa bicara...berkeluh kesahlag sang monyet. Manusia memang kadang berlebihan, apa saja bisa dijadikan sumber uang.
      Semoga tradisidi kesenian ini tidak meregenerasi lagi.

      Salam Hangat

      Delete
  4. Selamat sore mba een, saya juga merasa kasihan terhadap monyet yang di eksploitasi manusia. Akhir akhir ini di daerah rumah saya ada rombongan topeng monyet, saya bukan di jakarta tetapi kemanakah saya harus melaporkan hal ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu biasa permasalahan yang dihadapi di daerah, kadang kita tak bisa erbuat apaapa. Kalo saya suka foto, lalu saya tweet ke petugas atau yang ada sangkut paut dgn satwa

      salam dari Bogor

      Delete