Berapa upah jasa angkut Porter?
Ini kejadian, dua hari yang lalu, Selasa, 3 Agustus 2015 pukul 9.45 WIB. Waktu saya naik kereta dari Stasiun Kejaksan, Cirebon menuju stasiun Jati Negara, Jakarta. Biasanya, saya jarang menggunakan porter, karena tas bawaan saya selalu sedikit. Hari itu, saya berangkat berdua dengan tante. Bawaannya kotak kardus, berisi oleh- oleh dan tas pakaian. Lumayan berat.
Kondisi begini, jasa porter sangat dibutuhkan. Jujur, sebenarnya sih, saya malas menggunakan jasa porter kereta api. Tarifnya yang tak jelas. Tak ada ketentuan tarif minimal.
Berapakah yang harus saya bayar?
Kalo, saya datang ke stasiun kereta , masih punya banyak waktu. Saya akan memilih porter yang kalem, tidak gragas, tidak berteriak menawarkan jasanya. Porter yang baik, memperkenalkan diri dengan santun, menyebutkan nomor indentitas porter (ada bordir di belakang baju seragamnya.) Itu penting, untuk keamanan barang bawaan. Sapa tau, barang tak sampai kereta, kita bisa mengadukannke pihak keamanan kereta.
Kembali, ke cerita saya. Kebetulan, saya datang dengan waktu mepet. Dari luar mobil di halaman stasiun, porter akan menyambut kedatangan kita. Karena keburu, saya langsung memilih porter. Sekali lagi, tidak ada tawar menawar. Dia berjalan cepat, mengikuti saya menuju peron.
Verifikasi tiket, saya langsung menuju gerbong. Jarak peron tunggu menuju jalur 5, Cirex Ekpres. Sesampai tempat duduk, barang ditaruh.Saya membayar Rp. 25.000,- Eh! dia bilang, "Kurang, Bu. Tambah lagi." Saya pikir itu harga yang wajar, bawaannya juga nggak berat amat. Saya malas berdebat, saya tambah lagi. Kemarin-kemarin, pake porter saya kasih Rp 20.000,- porter menerima dengan santun. Lhaenih...heudeuh!
Pernah, beberapa bulan yang lalu.Saya naik kereta api pagi.Seorang gadis duduk disamping saya, marah-marah dengan porter. Barang bawaannya dua buah, koper besar beroda dengan tas cabin. Rupanya, dia tidak memperhatikan, sampai tempat duduk, porter nya ternyata dua orang. Jelaslah, dia komplain, tadi menyuruh cuman satu.
"Penglaris, Nok." jawabnya. Jengkelin kan. Porter itu, malah minta uang buat jasa porter temannya, yang cuman bawa tas kabin beroda. Sungguh, sikap porter ini sangat memprihatin, dan merusak citra kereta api Indonesia.
Kejadian itulah, yang membuat saya malas memakai jasa porter, kalo nggak kepaksa.
Terakhir, sebelum kereta api berhenti diam di stasiun Jati Negara, Jakarta. Para porter sudah masuk dan berdesak desak di koridor gerbong. Saya suruh satu porter bawa barang bawaan. Sebenarnya, jaraknya deket banget, turun ke kereta di jalur 3 menuju teras tunggu Comuter line di jalur 5. Daripada rempong, eikeh suruh porter.
Kebetulan Comuter line arah Bogor , sudah menunggu di jalur. Barang malah di brukkkk di lantai comuter line, bukannya di taruh di atas tempat tas. Saya sudah mempersiapkan Rp.20.000 untuk jasanya. Karena keburu, porter turun cepat, dia berteriak lagi, sebelum pintu tertutup, "Kurang, Bu. Tambahhh!!!"teriaknya sambil mengedor pintu comuter line.
Otomatis, smua mata, tertuju pada saya, tergesa saya memberi uang tambahan jasa. Lalu, saya berpikir, berapa sih tarif porter sebenarnya? Dengan jarak angkut yang berbeda, wajar dong, saya memberi ongkos jasa porter segitu.
Saya juga tau betul, berapa berat barang yang di angkut oleh porter. Dengan rasa kemanusiaan, tak mungkin, keringat seseorang, saya bayar murah. Saya bayar dengan harga pantas. Namun, seringnya kejadian tarif porter, ada rasa malas memakai jasa porter, tapi terpaksa karena butuh. Sejati, antara pemakai dan pemberi jasa, ada kesepakatan baku, tentang tarif, sehingga tak mengalami kejadian yang membuat badmood. Mungkin saja sudah ada standar tarif minimal, tapi, saya tak menemukan, di tempel dimana pemberitahuan tarif itu.
Harapan saya, pihak PT. KAI akan mensosialisasikan, tarif minimal porter.
Mungkin, ada yang berpikir uang yang saya berikan, terlalu sedikit, tapi itulah kemampuan saya.
saya prnah mbak usul ke salah satu keala stasiun untuk menempelkan semcam surat pemberitahuan berapa tarif porter, tapi katanya enggak enak sama porter2 yang ada disana,,
ReplyDeletenah, itu dia...saya jarang menawar loh mbak. tapi..tetap aja kurang.
DeleteHarusnya memang, ditempel tarif porter ya mbak
laa aku pernah dimintai Rp 30 ribuan mb di tasiun gambir.. padahal barangnya dikit 1 biji doang
ReplyDeletehayah.....mahal banget.
DeleteTuh kan, suka suka porter
Setuju teh...kadang bikin males pk jasa mrk krn ga jelas tarifnya. Klo orgnya bener sih ga maenin tarif...tp kebanyakan suka nakal sih
ReplyDeleteheeh....apalagi kalo nawar jasa pake maksa. heudeuhhhh.
Deletebencii eikeh.
kok lbh sopan porter bandara ya spertinya.. ga prnh tuh mrk ngotot bilang kurang uangnya.. -__-. aku g prnh naik KA, jd ga bgitu tau sifat2 porter di sana.. tp bnr mba, nybelin bgt kalo ada yg sampe bgitu..pdhl awal2 kita make jasa mrk jg kdg2 cm krn kasian... -__-
ReplyDeleteIya. Di bndara, saya jg tidak tau berapa tarif porter. Karena di bandara tersedia troly, tdk masalah membawa banyak barang.
DeleteSaya pernah dengar kl porter bandara digaji UMR, mungkin karena kebutuhan makanya porter stasiun 'ganas' sekali :(
DeleteWaaaahh... mbakk iya ya... kasian porternya..tapi mbak sudah berbuat baik....
ReplyDeleteKadang, memberi tarifnya, melihat aura porternya, kalo santun dan baik, pastiii diberi lebih
DeleteKlo pihak stasiun tidak berani tegas menentukan harga. Kapan mau majunya?
ReplyDeleteKlo pihak stasiun tidak berani tegas menentukan harga. Kapan mau majunya?
ReplyDeletebenar mbak, jadilah penumpang males mengunakan jasa mereka kalo nggak kepepet bener
Deletemasih mending porter dari stasiun Solo pada ramah dan baik hati.. Porter jatinegara pada edan euyy.. Dikasih 20k buat 2 porter malah bantah minta tambahannya 40k helehh... -_-
ReplyDeleteoh...itu sama dengan di Cirebon, barang nggak seberapa, malah dua porter, maksa lagi
DeleteIya yah kadang suka kasian aja liat bapak2 tua liat kereta berhenti sumringah lari-lari nawarin jasa nya.. tapi yaa mudah2an kalo lagi ada rezeki lebih ga apa2 lah yah pake porter mahal jg, klo lg paspasan.. mending ga usah dulu kali yah hhihi..
ReplyDeleteitu kadang saya juga begitu, suka kasihan, tapi batal, tarif ga jelas sih
DeleteRate nya umum di:
ReplyDeleteRp 30,000 St. Gambir/Ps.Senen/Jatinegara
Rp 20,000 St. Di Kota selain Jakarta
saya setuju sekali @Indri Kumala
Deletekalo di Stasiun Gambir Porter saya kasih 30Rb Sampai di stasiun Tawang Semarang Porter saya kasih 24Rb walaupun 20Rb sudah cukup
Ini baru bgt nih saya dari senin dia bawa koper saya satu ..saya pikir kasih 30rb wajar ehh minta lagi 10rb .... ngga kasih ngga enak ...dikasih gedeg di ati....
ReplyDeletehahhhhh itu dia karena nggak ada biaya standar utk jasa mereka
DeleteThanks artikel nya
ReplyDeleteSama sama. Terina kadih sdh berkunjung
Deletesaya mlh kena 60rb mbak, gmn lagi porternya ngotot.. apalagi brg dbawa smpai kereta.. hadeh ,g lgi2 deh mnta tlg porter
ReplyDeleteItu petnah sy alami. Ngotot lagi. Sejak itu sy ga mau lagi pake jasa mereka.
DeleteIbu saya malah dipalak 300rb padahal cuma bawa kardus doang. Harga porter dgn harga tiket kereta mahal harga porter.
ReplyDeleteLaaaaa..tetlalu sekali. Catet nomer.ID porter
DeleteLaporkan.
Aduh, makasih ibu info nya, saya mending repot bawa banyak barang sendirian deh, daripada nanti ngasih tapi nggak ikhlas karna nggak jelas tarifnya🙏🙏
ReplyDeleteSaya ada rencana naik kereta dari solo bawa anak 3, apa porter bisa bantu angkat sampai masuk ke dalam kereta bu?belom pernah pakai jasa porter soalnya
ReplyDeleteNah.. saya mau pakai jasa Potter untuk bepergian sabtu depan.. baca artikel ini jadi punya inisiatif mau saya tanya dulu tarifnya Kl bawa barang pindah jalur.. etis ga ya..hahaha
ReplyDeleteSy barusan pakai jasa porter di stasiun Senen dari turun mobil sampai masuk kereta bawa 2 koper di minta biaya 35.000 masih normal menurut sy, tidak semua porter sembarangan kasih tarif.
ReplyDelete