Celingak celinguk, saya heran sendiri, masih pagiii begini, dapur tungku kayu bakar di belakang rumah Mama saya, sudah ramai, canda tawa ibu-ibu. Ada yang membersihkan ikan, mengoreng tahu, ngerompes apa aja.
Ada acara apalagi ini?
Biasalah, kalo ada acara, dapur, pekakas dan perangkat piring mangkuk selalu Mama saya yang sponsorin.
Ternyata, memasak makanan prasmanan buat besok, acara dzikir dan tablik akbar, dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1436 H di Masjid Jami Al Hidayah Dukupuntang [7/6].
Biasalah, kalo ada acara, dapur, pekakas dan perangkat piring mangkuk selalu Mama saya yang sponsorin.
Ternyata, memasak makanan prasmanan buat besok, acara dzikir dan tablik akbar, dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1436 H di Masjid Jami Al Hidayah Dukupuntang [7/6].
Eta, ibu-ibu ngomongnya pake bahasa Sunda itu mah biasa, tapi yang khas di kampung saya. Suaranya nyaring banget, padahal yang diajak bicara di depan mata. Ngomong siga di sawah. Bicara kudu keras, seperti berjarak jauh di sawah dan suara air "Hoiiiiiii," volume full kenceng. Hehehe..buibu gitu loh!
Satu persatu datang membawa tumpukan daun pepaya tua, dipetik dari kebon, pegasihan tetangga...Bruk! menumpuk di samping dapur.
"Masak apa, Bi?" tanya saya dengan Bi Marni, ketua seksi konsumsi.
"Gule pucuk kates" Gulai daun pepaya.
"Baru denger, kenapa nggak pake daun singkong, Bi?"
"Teu aya pucuk sampe' na, Teh. Di ruksak bagong."
"Masak apa, Bi?" tanya saya dengan Bi Marni, ketua seksi konsumsi.
"Gule pucuk kates" Gulai daun pepaya.
"Baru denger, kenapa nggak pake daun singkong, Bi?"
"Teu aya pucuk sampe' na, Teh. Di ruksak bagong."
Sekarang, daun singkong di kebun sudah jarang di tanam karena di rusak babi. Makanya, masak gule, digantikan dengan daun pepaya, dan mudah di dapat di kebon.
Saya baru denger, gule pucuk kates.
Dengarnya aja, sudah kebayang, pahitnya daun pepaya.
Yang saya tau, daun pepaya buat buntil atau urap. Lha ini, di buat gule.
Dengarnya aja, sudah kebayang, pahitnya daun pepaya.
Yang saya tau, daun pepaya buat buntil atau urap. Lha ini, di buat gule.
Bagaimana menghilangkan rasa pahit daun pepaya?
Panci besar berisi air mendidih, dimasukan dengan tanah liat dari sawah. Biarkan benar-benar mendidih dan diaduk agar kuman benar-benar mati.
Masukkan daun pepaya hingga matang dan layu. Karena jumlah daun buanyak, lama banget merebusnya.
Masukkan daun pepaya hingga matang dan layu. Karena jumlah daun buanyak, lama banget merebusnya.
Setelah layu, daun pepaya di cuci dengan air mengalir. Mirip mencuci baju, di cuci, dibilas dan diperas sampai tiga kali.
Daun pepaya bersih, diiris kecil-kecil.
Siapkan bumbu gule. Saya yakin, pasti semua tau bumbu gule.
Siapkan bumbu gule. Saya yakin, pasti semua tau bumbu gule.
Tumis bumbu gulai, masukkan daun pepaya rebus, terakhir beri santan dan teri goreng untuk menambah sedap.
Taraaaa...
Gule daun Kates siap di sajikan.
Benerrrr...nggak berasa daun pepaya, pahitnya hilang sama sekali.
Gule daun Kates siap di sajikan.
Benerrrr...nggak berasa daun pepaya, pahitnya hilang sama sekali.
Selamat mencoba.
Gule pucuk kates.
Gule pucuk kates.
Ahh kates juga saya mah suka teh...
ReplyDeleteMakanan kampung memang ngangenin.
Sederhana aja bikin nambah makan
iya..hayuk balik ka Cirebon. melunasi rindu
Delete