Review

Friday, May 15, 2015

Hamil, kok Doyan Makan [ Pengalaman Hamil Kebo]


Ikutan, ah! cerita seputaran kehamilan. 
Di usia ke empat puluh empat tahun ini, semua detail terkecil masa-masa hamil dua puluh empat tahun yang lalu, masih jelas terekam di ingatan saya. Maklumlah, kehamilan dan melahirkan menjadi moment terindah bagi saya sebagai istri dan seorang ibu. Dan ternyata, Allah menitipkan amanahnya, cuman sekali pada saya. Anak semata wayang, yang kini sudah dewasa. 
Bukti nyata, Hamil doyan makan dari foto ini
Judulnya saja rada nyeleneh, Hamil kok doyan makan.

Hingga kini, saya bingung sedikit iri.  Gimana ya, rasanya mual, muntah dan ngidam itu. 
Setiap lihat bumil (ibu hamil) terlihat sengsara sekali, mual muntah sampai badannya kurus dan lemas. Saya juga heran, kok Bumil manja dengan suami saat ngidam. Saya malah nggak ngidam ini itu. Cilakaknya lagi, (saya bilang cilakak! karena semua begitu mudah) Saya melahirkan normal dan tanpa dilakukan jahitan, beberapa kali narik nafas, bayinya keluar....mudah dan lancar. Jadi setiap melihat ibu habis melahirkan, kesakitan bekas jahitan, saya otomatis meringis...sakitnya bagaimana?

Alhamdulillah, bayi saya lahir sehat, Nisa Latifah

Hamil kebo

Saya tidak mengalami mual, bahkan saya tidak sadar, kalau saya hamil. Baru tau, kalau sudah telat menstuasi, dan muncul dua strip di tespack. Umumnya Ibu hamil tak doyan makan, justru saya sebaliknya. Maunya makan terus, saya malah mau muntah, kalau tidak makan, rasanya gemetar dan mau pingsan. Makan dan terus makan. Tak heran, dari berat 45 kg melonjak cepat di angka 82 kg. Fantastis sekali. 

Tahun 1991, belum ada dokter spesialis kandungan seperti waktu ini, apalagi saya tinggal di kota kecil, Sampit. Jadi, saya menerima keadaan saya dengan biasa saja, apalagi saya tidak merasa sakit apa-apa. Hanya tambah gemuk saja, antara perut dan badan saingan, sama besarnya. 

"Boabaooo, Dek. Sampeyan ini, hamil kebo..." kata Markonah, tetangga yang berasal dari Madura.
Walahhh...kaget juga, hamil anak manusia kok, dikatain kebo...Maknyelekit hati nih.
Setelah mendapat penjelasan  Markonah,istilah 'hamil kebo'. Seperti hewan kerbau, yang memamah biak, mengunyah terus, apa saja dimakan, kecuali racun. Hamil yang mengasikkan, tanpa mual dan muntah dan lancar, bebas kendala apapun.

Terus terang, kenaikan berat badan, 37 kg, busetttt deh. 
Saya mulai merasa sangat  kegemukan, dan tak bisa menahan nafsu makan saya. Demi kesehatan saya dan calon anak, saya melawan rasa malas untuk bergerak. Saya melakukan jalan kaki di pagi hari sekitar 30 menit. Saya sadar betul, ini semua untuk kelancaran persalinan, saya lebih ber energi, tekanan darah normal dan menghindari berat badan bayi terlalu besar dalam kandungan.  

Hamil kebo ini, sungguh tak merepotkan diri sendiri dan orang lain.
Ya kaya kebo aja, mau melahirkan saya malah minta makan ke Mertua saya, " Ma, makan soto dulu, biar kuat ngedannya." ...*alesan, padahal, lapar :)

Akhirnya, alhmdulillah bada Ashar, 21 April 1992, saya melahirkan normal, dengan berat bayi 3,6 kg.  Bayi cantik yang menangis nyaring, menyapa dunia.
Saya bersalin di rumah Mertua, seperti kebiasaan orang Sampit.
Didalam kamar saya berjuang melahirkan, di ruang lain, saudara berkumpul sambil ngopi dan bercanda...Hehehe, semua katanya, harus di sambut dengan suka cita.
Bahkan, bayi baru lahir, sesuai tradisi Orang Sampit, bayi di tidurkan, di atas baki atau nampan besar, dengan kain yang di susun tujuh lapis, dan bersulam benang emas dan perak.
Setelah di adzankan di telinganya, bayi di bawa berputar keliling ruang dia bawa di atas nampan.
"Anak Warik..." teriak mereka.

Saya yang melihat di kejauhan, bagai terhempas dari langit. Kok, anak manusia di katakan: anak warik (kera). Saya memang berasal dari suku Sunda dan berbeda dalam budaya.
Kata mereka, di katakan, anak warik, agar lelembut atau para hantu terkecoh matanya, karena mereka melihat anak warik bukan anak manusia. Ada-ada aja. saya hanya ber istifar, mau melawan budaya ya,tak bisa...Itulah yang cerita saya.
Waktu hamil, dikatain Hamil kebo, anak lahir dikatakan, Anak warik...istilah kok ya, serem semua.

Ikut aja deh, acara budaya, Tapung Tawar di Sampit

Mengapa saya hamil, tidak mual?

Sekian tahun, baru saya tau saya sekarang. 
Bahwa, tidak sepenuhnya benar, setiap hamil pasti mual. Itu tergantung pada diri ibu hamil, kondisi psikologisnya yang berbeda. 

Selama kehamilan, terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesterone, yang mengakibatkan meningkatnya keasaman lambung, sehingga sering terjadi mual, khusus pagi hari. Selain itu, satu hormon lagi yang meningkat, yaitu HCG (Human Chorionic Gonadothropin). HCG ini yang berperan menimbulkan rasa mual. Setiap Ibu hamil perubahan horman berbeda-beda, maka, ada ibu hamil yang tidak merasakan mual berlebihan. termasuk saya. Buktinya, janin saya lebih sehat dibanding ibu hamil mual.

Tulisan ini diikutsertakan pada Pregnancy Story Writing Compettion 

Sumber: www. Family.Fimela.Com/Seputar-kehamilan

17 comments:

  1. Ih seru ya nggak mual - mual. Aku malah pengen begitu pas hamil nanti. Soalnya sekarang aja aku alergi sama bau ketek maaak. meskipun nggak terlalu kecium tetep aja mau mual hiks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak mual, nggak ngidam, hanya badan aja yang tambah besar. repotnya, menurunkan Dik Putri KPM

      Delete
  2. waaah enak nih prosesnya lancar nggak pakai jahitan, tapi denger dari temen2 yang pakai operasi, emang sakit banget..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya lahir normal, dan tidak di lakukan penguntingan. Jadi apa yang di jahit, Malah tadinya saya heran sendiri...Minta di jahit malah. Hahaha...aneh banget. Terima kasih sudah bertandang mak Sari Widiarti

      Delete
  3. Enak banget hamilnya mak Een, saya tiga kali hamil...tiga kali susah makan, tiga kali kesakitan, tiga kali jahit..tapi syukur alhamdulillah sehat semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa...dan hanya skali bagi saya. Setiap ibu berbeda ceritanya ya.

      Delete
  4. Enak ya mak, kehamilan dan proses melahirkan gampang. Alhamdulillah, kalo aku dulu ada mual2nya juga meski ngga parah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, enakkk banget. Maunya sih dapat 4 anak, eh! rupanya enaknya cuman sekali. Hehehe

      Delete
  5. hamil kebo ada juga istilahnya di tempat asal saya Mak. tapi karena masa kehamilannya yang lama, melebihi 9 bulan. mama saya rata-rata hamilnya hampir 10 bulan, dan bayinya gede semua. eh, nurun ke saya, bayi-bayi saya gede semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini, anak saya lewat bulan mbak. Orang yang seangkatan saya, sudah pada brojol, saya kok belum.

      Delete
  6. aku juga sama bu, ini baru hamil pertama baru menginjak trimester pertama, tapi gak ada rasa mual dan muntah ngidam juga nggak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nikmati saja ya Dik Nani, Alhamdulillah, tetap sehat.

      Delete
  7. Hamil memang selalu sarat dengan pengalaman aneka rupa, setiap bumil pasti punya cerita unik dan berbeda. hehehe :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa...alhamdulillah sy begitu mudah.nggak pake mual

      Delete
    2. Waaaa...bisa ngebo itu, mau makan terus ya dik...nikmatilah

      Delete
  8. saya juga tidak merasakan mual,muntah, dan ngidam kak..
    kehmilan pertma sudah berjalan 6week..��

    ReplyDelete
  9. Salam kenal budhe.. saya panggil budhe gpp ya, saya kelahiran 94 soalnya takut nggak sopan.. terima kasih banyak budhe atas sharingnya.. di tengah kegalauan terakhir haid di bulan Desember, hasil tespek 2x positif semua, tapi ke bidan katanya belum kepegang.. ada sedikit mual di pagi hari tapi teratasi, mudah lapar & selalu ingin makan.. jadi deg²an karena bunda saya bilang waktu hamil cenderung mual muntah & hanya doyan 1-2 jenis makanan.. semoga si calon janin yg perkiraan usianya masuk 8 minggu ini sehat² seperti jaman budhe mengandung ya.. semoga bisa ketularan lahiran normal lancar jaya juga.. aamiin

    ReplyDelete