Review

Wednesday, May 20, 2015

Buruh Nasibmu Kini | #May Day

Postingan late post banget yak. Mumpung masih bulan Mei, suasana masih tersisa.
1 May 2015..it's May day, Hari Buruh sedunia.
#May day [foto by Dian Fikha]
Waktu, saya lagi nyiram bunga gelombang cinta, yang menjadi raksasa, *sayang nggak laku dijual...Ihikz.
Kakang, Menantu anak tetangga melenggang santai di depan rumah.
"Kang, Kok nggak ikut demo?" Tanya saya. 
"Bosan," jawabnya, "dari tahun ke tahun nggak ada perubahan," lanjutnya.
Aihhh, meni pesimis kitu, batin urang. 
Eh! Sepertinya dia tau, suara batinku, trus bercerita, selama menjadi buruh di pabrik pembalut wanita. *saya tak sebut merknya*

Dari tahun ke tahun, saya selalu mengikuti aksi demo buruh. Perasaan sama aja, nggak ada yang berubah. Dari pada demo, lebih baik diwakilkan saja pada setiap serikat  buruh atau tiap daerah mengirim wakil dan menyampaikan tuntutan dan bertemu langsung pada pihak perusaaan dan pemerintah. Menurut saya. itu lebih mencapai sasaran di banding aksi turun di jalan. 
"Trus, apa nggak di absen, nggak ikut berpartisipasi dalam lebaran buruh ini?"
"Nggak Bu. Tapiii, terus terang, saya jadi serba salah. Aksi buruh itu dilema. Takut, protes, teriak tuntutan malah kebablasan, ujungnya saya di pecat perusahaan. Apa nggak, tambah nelangsa. lebih baik cari aman saja. Tapiiii, nggak ikut  aksi demo, di tuduh kurang solidaritas...serba salah." Kakang cuman meringis.
Dalam benak saya, akan ada aksi demo buruh setiap tanggal 1 Mei, alahmak...bakal macet nih. Kepadatan manusia menutupi jalan utama...Jalan MH Thamrin sampai Istana Negara lumpuh total, Laporan Global TV
Sudah tradisi seperti tahun sebelumnya, sejak jam 06.00/sampai 01.00 wib akan di padati buruh, yang datang seputar Jakarta. 700 ribu buruh dengan sepeda berkonvoi menuju Jakarta. 
Ada 10 tuntutan yang diajukan salah satunya, menaikkan UMK 32%, menurunkan BBM, menurunkan harga bahan pokok, menaikkan anggaran kesejahteraan untuk buruh sebesar 30 trilyun, menolah politik upah murah.
Penghapusan sistem kontak outsourcing, uang di buat masa Pemerintahan Megawati, semoga pemerintahan saat ini, bisa menghapus sistem kontrak yang mengsengsarakan buruh.

Jadi Buruh itu, hidup segan mati tak mau.Jauh dari mimpi sejahtera.
Persoalan upah, dua mata  tajam bagi buruh, walau UMK naik, tapi tidak berpengaruh. Ya nasib, minim ketrampilan. Sejahtera adalah sebatas impian, gali lubang tutup lubang, pinjam sana sini. Hidup ibarat mati suri. Bisa makan aja, untung.
Apalagi dengan berlakunya sistem kontrak, ini membuat resah. Tidak ada jaminan kepastian kerja, bisa saja, tiba-tiba diberhentikan habis kontrak, terus nggak diperpanjang.
tidak ada jaminan fasilitas. Sejak kenaikan upah minimun Rp. 2.700.000, tidak ada makan siang, beli sendiri atau bawa dari rumah. Kakang sadar, tidak ada makan siang yang gratis. semua perlu kerja untuk bertahan hidup. Hingga kini, masih saja menumpang di rumah mertua indah. Beginilah, nasib buruh.

Persoalan antara Buruh, Perusahaan dan Pemerintah. Semoga bukan masalah abadi.
Semoga, harapan perbaikan kesejahteraan dapat di wujudkan.
dan menurut saya, nggak perlu demo besar-besaran, menghabiskan dana dan tenaga. Mari melakukan perenungan dan berdoa bersama, agar semua tuntutan di dengar dan dapat di realisasikan pihak Perusahaan dan Pemerintah. Bukan sekedar aksi, lalu cuman omong doang, mending di rumah saja. Atau lakukan penanaman pohon, pembagian sembako serta doorprize pergi haji. Alhamdulillah kan. Mimpi naik haji terwujud.

Selamat hari Buruh Sedunia.




No comments:

Post a Comment