Ada yang tak lengkap dalam sehari, kalau tak nyeruput ngopi. Itu menurut saya yang pengemar kopi...Ada yang hilang, gitu deh!
Kata teman saya yang mengajak jalan-jalan, tak sahlah ke Paris Van Java, tak mengunjungi kedai kopi legendaris. Saya pun tertarik...Kemonlah, walau sudah sore.
Untuk mencapai kedai kopi, kami belok kanan di antara pertokoan. memang letaknya tidak berada tepat di jalan besar yang di lewati angkutan umum.
Saya harus mempercepat jalan mengikuti jalannya teman. Apa sih, yang bikin semangat? Katanya, mau bernostalgia di masa muda dulu. Wokelah, kita nurut sajalah.
Warung Kopi Purnama, terletak di jalan Alkateri No.22, Bandung.Jam buka Senin-Sabtu 06.30-18.00. Hari Minggu/libur 06.30-15.00 WIB.
Memasuki warung kopi ini, seakan kembali ke masa lalu, lukisan dan interior tetap di pertahankan. Di plang nama warung kopi Purnama, di tulis tahun berdiri 1930
Dulu, warung kopi ini bernama Chang Chong Se (Silahkan mencoba).
Tahun 1966 atas kebijaksanaan Pemerintah, nama diubah menjadi Warung Kopi Purnama.
Warung kopi di dirikan Yong A Thong yang berasal dari kota Medan pindah ke kota Bandung. Warung ini tempat berkumpul warga Thionghoa mendengarkan radio sembari ngupi. Kitu cenah sejarahna.
Di warung ini, menu bukan hanya minuman kopi saja, ada juga minuman lain.Kebetulan sudah sore, dan ada batasan untuk saya, hanya boleh minum kopi sehari segelas, akhirnya sama malah memilih minuman yang lain.
Makanan camilan juga tersedia,seperti risoles. otak-otak dan roti bakar berbagai rasa. Saran saya, tanya dulu, halal atau tidak? Bacangnya, misalnya. Tak usahlah bagi yang muslim, karena mengandung yang di haramkan.
Sore nan cerah, masih seperti dulu, warga sepuh Tionghao, duduk berbincang.
Anak muda juga banyak yang kongkow.
Ingat! Sarsapila, minuman air berkarbonasi. Warkop ini masih menyediakan minuman masa kecil itu.klik
Sebelum pulang, saya narsis dulu, ah!
Jika anda penasaran rasa kopinya, datanglah ke warung kopi Purnama.
Anda pasti di jamin akan kembali.
No comments:
Post a Comment