Wisata yang paling menyenang, bagi saya pribadi; adalah mencoba berbagai masakan dan kue dari berbagai daerah di Nusantara.
Lidah saya sungguhlah ndeso, tak tergantikan dengn kuliner modern. Back to kampong!
Itulah saya. Kriteria makanan nikmat itu, simple aje. Makananan yang lezat di lidah dan nikmat di kantong...(bilang aje nye: tak mau rugiiii). Habis makan, kenyang dan tak penuh menyesal. Coba kalo, habis makan, terus lihat bill-nya yang maha dasyat, ituuu! sakitnya nya tuh disini...nyesek, mau di keluarkan, nggak bisa lah ya.
Sebenarnya ini, traveling tahun 2014, menemani Mama saya yang ingin berkunjung ke saudara dan kampung halaman di Kuala Kurun, Kalteng. Alhamdulillah, saya berkunjung ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan [12/11/14]. Sarapan sudah, nasi kuning iwak haruan. Seperti kebiasaan saya, rasanya enggak komplit sebelum makan kue (orang Kalimantan, tak makan kue, ada yang kurang dalam hidup ini).
Kue dalam bahasa Banjar dinamakan wadai.
Sebuah warung sederhana, di samping Hotel Bee.
"Bajualan apa pian, cil?"
lalu si Acil(tante) menyebutkan berbagai jenis wadai yang dijajakan di meja warungnya.
Semua wadai sudah pernah saya rasakan, maklumlah, saya besar di Palangka Raya, kue-kue Kalteng sama dengan di Banjarmasin.
Cuman ada satu nih, saya temukan makanan yang sebenarnya sudah sering di jumpai. Tapi, disini, namanya dasyat bener. Jenderal Mabuk...Alahhhmak!!!
Kenapa Jenderal perkasa, bisa mabokkkk!
Apa karena terpesona dengan perempuan cantik, hingga mabuk kepayang. Atau kebanyang minum arak.
Bukaaaaan, bukan itu penyebab Jenderal mabuk.
Pasalnya, saking lezatnya ini kue, Jenderal mabuk tak bisa berhenti menikmati manis gurih, lembut wadai.
Itulah sejarah wadai jenderal mabok.
.
.
.
Kamu pasti penasarankan.
karena traveling masa itu saya belum menulis blogger....
Tak ada rekam jejaknya.
Nanti deh! saya buatkan wadai Jenderal Mabok berikut resepnya ya.
Sabar, ikutin terus saya yaaa. Anggap aja, saya bayanganmu...tetap sowan dimari ya.
No comments:
Post a Comment