Review

Monday, February 23, 2015

Do It Your self | anak Punk

Menunggu teman di depan Stasiun Kereta Bogor. Saya ingin foto anak ini. Penampilannya berbeda di antara kerumunan orang, rambut dan cara berpakaian. 
Saya hoby foto hape, maklumlah saya ini ketularan virus jepret dalam komunitas seni foto hape. Mau tau, komunitas Seni Foto HP, klik disini.

Jadiii, asal ada moment  bagus, bawaan mau foto melulu. 
Salam jepret, iyes!!!
Jadi, sampul grup SFHP minggu ini.
Don't judge a book by its cover

Ini candid, loh!
Sebenernya, takut juga, kalo tiba-tiba nggak terima difoto, terus marah...tapi pengen fotoin dia. Lancarkan trik, deket-deket, sok sibuk. Jepret! Phiufffhhh...deg-degan .



Diam-diam, saya memperhatikan cara mereka membentuk rambut. Caranya mudah, seperti model Emak pergi ke kondangan. Rambut disasak dulu, biar kaku lalu dihaluskan, setelah itu, rambut dibentuk mohawk (bentuk ke atas lancip ), terakhir memakai hairspray, biar kuat dan kaku. Dulu, kalo tidak ada hairspray, bisa memakai putih telur atau lem kertas. Warna rambut, suka-suka, bahkan model traffic light, merah kuning ijo. Bebas saja.

Lhadalah... djiannnn! Mereka malah tau, saya memperhatikan.
Tiba-tiba, dia berteriak dan mendekat, "Tanteeee kerennnn, fotoin kita dong."
Hayah! ternyata 'Penampilan punk tapi hati pink'
Makbrukk, spontan kumpul, sambil berteriak, "I'm punk!"

Do It Your Self
Maafkan Tante (napaaa harus tante, panggil kakak) ya, Nak, sudah menilai salah.
Jadiii, berasa menampar muka sendiri.
Jangan merasa paling baik, karena belum tentu, mereka berpenampilan nyeleneh terus dinilai salah. Kasihan.
Biarlah, mereka memilih, cara hidup dan gaya yang mereka yakini benar.
Inti, anak punk, adalah anti kemapanan, benci yang namanya kapitalis, politik kotor, bahkan pemerintah ( Anarco Punk) dan berbagai anti lainnya.
Dengan motto Do It Your self (DIY). Mereka menjadi diri sendiri dalam kemandirian.

Seorang teman, mantan Punk, kini sudah berubah sejalan dengan waktu. 
Mengapa bisa berubah?
Ini adalah proses perjalanan hidup. Ada waktunya, di saat darah muda bergejolak seiring rangging hormon, perlu di eksplorer. Semua sesuai jaman, masa muda, adalah jaman di mana, benak belum dipenuhi setumpuk idealis dan dogma kiri-kanan berasal dari lingkungan sosial, yang belum tentu cocok. 
Teman saya ini [Tidak mau di sebut namanya, Ya weslah! rapopo], dulu anak punk, kemudian dia pun berubah menjadi dirinya sendiri, lebih baik.

Harapan saya, juga sebagai seorang Ibu, semoga mereka, menemukan jalan yang terbaik. Ada wadah yang menaungi mereka, bukan hanya sebagai anak punk yang hidup di jalan dengan musik, tetapi ada cara untuk menyalurkan mereka.

Hmm, ceritaku hari ini. Mungkin kita berbeda, tetapi jangan selalu menghakimi.
Jadilah pribadi yang baik, dimulai dari diri sendiri.
Commuter Line jurusan Kota, sudah tiba. Lanjutkan kegiatan hari ini.


***


21 comments:

  1. Replies
    1. Hehehe, sembari menunggu dikau datang...aku foto itu anak.

      Delete
  2. Aku suka postingan ini. Aku pun sering menilai mereka dari penampilannya, Mak. Padahal aku tau mereka nggak seperti yg aku pikirkan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Nak Putri KPM. Bagaimana pun mereka juga manusia, sama.

      Delete
  3. Ishhh.. berani ya mak yg satu ini. Saya juga mikir klo anak punk itu negatif. Tapi mak menuliskan sesuatu yg berbeda..

    ReplyDelete
  4. Anak2 punk sejati justru biasanya baik-baiikkk. Mereka biasanya ringan tangan dan penolong. Yg ga baik justru hanya bbp, dan biasanya cuma oknum

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wajah kadang bisa menipu. Banyak wajah baik ternyata tidak. begitu pula sebaliknya. Anak Punk memiliki solidaritas tinggi. mungkin karen minorita. nanti ada tulisan saya, ttg jenis Punk. terima kasih.

      Delete
    2. Wajah kadang bisa menipu. Banyak wajah baik ternyata tidak. begitu pula sebaliknya. Anak Punk memiliki solidaritas tinggi. mungkin karen minorita. nanti ada tulisan saya, ttg jenis Punk. terima kasih.

      Delete
  5. selalu takut kalo kebetulan ada di dekat gerombolan anak punk. Kayaknya gimana gitu... tapi liat tawa mereka waktu di foto pandangan jadi berubah. Gaya boleh Punk, tapi hati Pink..heheheh
    makasih udah berbagi ya, mak.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga tulisan ini, dapat berkenan. Biar Punk hati Pink..oyesssss.
      terima kasih sdh mampir bertamu.

      Delete
    2. Hallo bu apa kabar?? ...

      Saya lah orang yg di foto itu bu,yg baju merah..

      Delete
    3. Hallo dik Rio Pradana, senang sekali jadi tau namanya yang berbaju merah, dik Otong Mulyadi...semoga selalu sehat ya

      Delete
  6. Wuih keren banget nih Mbak sempat-sempatnya motret anak-anak ini...
    Penampilan punk, hatinya pink...hahaha bisa saja nih.

    Salam,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Segalanya bisa menjadi inspirasi Kang Titik Asa. Salam

      Delete
  7. Dulu saya juga melalui jalan ini, Do it yourself, celana streeet, rambut mohawk, pierching paku tajam2... sepatu pantofel. Ah, masa lalu....

    ReplyDelete
  8. Mantan anak Punk juga ya @Adi Pradana. Mengapa sekarang berhenti?

    ReplyDelete
  9. Terima kasih atas karya tulis nya ibu. Kali kali ibu ikut foto bareng yah hehehe .

    ReplyDelete