"Mengapa Mama mau melakukan ini semua?"
Jujur, itu pertanyaan yang dulu semasa muda, tak sedikitpun terlintas dalam benak. Mengapa, Mama begitu cerewet dengan jejalan nasehat dan larangan. Mengapa?
Kini, pertanyaan itu telah terjawab. Karena akupun kini, seorang 'Ibu'
Mama, aku dan kakakku |
Ibu, langkah pertama ini, tak terjatuh karena terjaga dirimu.
Semoga rahmat, pahala berlimpah dari Allah, atas taruhan nyawamu.
Ibu, tak mampu kuhitung dan kukembalikan curahan kasih sayangmu.
Seluas samudera, setinggi gunung, air susumu tak terhitung.
Terima kasih, kau beri susu sehat, dan tak perlu dibayar mahal.
Berapa banyak malam,kau terbangun, untukku
Berapa banyak waktu dan tahun berganti, membesarkanku
Berapa banyak perasaan, sedih dan senang, dan sabar, karenaku..
Ibu, terima kasih menerima, semua pilihan hidupku.
Mama tercinta, Hj Ade Kusmini. |
Mama, kupanggil ibuku.
Sumber inspirasi. memberi semangat hidupku.
Yang selalu mampu, menghapus air mataku.
"Een, berdiri tegak, kuat dan sabar"
Saat aku terpuruk dan lemah.
Mama, tetaplah terus menemaniku.
Jaga kesehatan, ya, Ma.
Terima kasih, atas segala doa yang tak pernah terlewatkan
Selamat Hari Ibu, untuk hari kemaren, kini dan nanti.
Aku, yang selalu mencintaimu.
Anakmu, Bogor, 22 Desember 2014
***
Barakallah untuk ibunya Mbak ... itu foto hitam putihnya tahun berapa ya? Masih awet fotonya :)
ReplyDeleteTahun 19 72. saya berumur setahun, yang belajar jalan itu.
DeleteIya ya mak, kalo kita nggak mengalamin sendiri. kita nggak akan pernah tau perjuangan dan pengorbanan yang sebenarnya dari seorang Ibu
ReplyDeleteAlhamdullilah, kita sudah merasa, dan mengalami. Tetap merasa bangga memegang 'Mahkota' sebagai Ibu.
Delete